REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga kemanusiaan, Rumah Zakat (RZ), mengapresiasi upaya pemerintah untuk mengingatkan misi kemanusiaan yang tidak dicampuri dengan propaganda agama atau proselitisme. Kegiatan kemanusiaan harus didasari niat membantu.
"Yang disampaikan Pemerintah (Pak Menag) sangat baik bahwa kegiatan kemanusiaan di mana pun termasuk di Lombok jangan disertai propaganda agama," ujar CEO Rumah Zakat Nur Efendi ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (3/9).
Menurutnya, semangat nilai kemanusiaan harus didasari dengan niat membantu sesama umat. Sebab, semua agama mengajarkan setiap pemeluknya memberikan pelayanan kemanusiaan kepada sesama tanpa memandang keyakinan masing-masing.
"Kami juga meminta masyarakat untuk turut membantu masyarakat kita yang tertimpa musibah serta dapat menyalurkan dananya melalui lembaga resmi di Indonesia," ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi upaya aktivis dan relawan kemanusiaan dalam membantu korban bencana gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). "Misi kemanusiaan agar steril dari gerakan pemurtadan atau menyebarkan agama yang berbeda dengan yang dianut masyarakat terdampak bencana," katanya dalam siaran pers kementerian, Senin.
Ia menekankan misi kemanusiaan juga wajib menghormati keragaman keyakinan beragama dalam masyarakat di daerah terdampak bencana. Apalagi, Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 menegaskan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
"Saya minta semua pekerja dan relawan kemanusiaan di daerah bencana agar fokus bekerja menolong sesama serta memiliki kepekaan terhadap isu-isu yang sensitif di masyarakat, terutama menyangkut adat istiadat, budaya lokal dan identitas keyakinan agama. Agar iklim yang kondusif tetap dapat dipelihara selamanya," kata Menteri Agama.