Senin 03 Sep 2018 03:00 WIB

Ponpes Husnul Khotimah Bantu Korban Gempa Lombok

Bantuan yang diberikan itu beraneka ragam sesuai kebutuhan.

Warga melintas didekat area parkir ruang tunggu yang retak akibat gempa di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur, NTB, Selasa (21/8). Gempa bumi berkekuatan 7 skala ritcher yang mengguncang Lombok.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga melintas didekat area parkir ruang tunggu yang retak akibat gempa di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur, NTB, Selasa (21/8). Gempa bumi berkekuatan 7 skala ritcher yang mengguncang Lombok.

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Pondok Pesantren (Ponpes) Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan menyalurkan bantuan bagi korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka pun berharap ada bantuan yang lebih luas khususnya dari umat Islam, mengingat banyaknya pesantren, mushola dan masjid yang mengalami kerusakan.

Melalui Husnul Khotimah Peduli Umat (HKPU), Ponpes Husnul Khotimah menyerahkan  bantuan kemanusiaan kepada korban bencana gempa Lombok senilai Rp 57.261.500. Bantuan tersebut berasal dari penggalangan dana dari santri, wali santri, pegawai, ustaz/ustazah di Ponpes Husnul Khotimah 1 dan Husnul Khotimah 2 serta warga Kuningan.

Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh  Sanwani, selaku Ketua Tim HKPU didampingi Ustadz Lalu Heri Afrizal dan Ustadzah Ina Nur Fitriana, alumni Ponpes Husnul Khotimah yang tinggal di Lombok.

‘’Bantuan difokuskan di daerah yang parah terkena gempa yaitu Lombok Utara,’’ ujar Sanwani, akhir pekan kemarin.

Sanwani menyebutkan, ada tujuh titik di Lombok Utara yang mendapatkan bantuan. Yakni, Desa Mumbul Sari, Desa Anyar  dan Desa Baru Keru' di Kecamatan Bayan, Desa Dangiang Kecamatan Kayangan,  Dusun Monggal Bawah, Dusun Monggal Atas dan Dusun Paok Rempek Desa Genggelang Kecamatan Gangga.

Menurut Sanwani, bantuan yang diberikan itu beraneka ragam sesuai kebutuhan.  Di antaranya dalam bentuk terpal, selimut, obat-obatan, alas tidur, beras, mie instant, kebutuhan anak dan bayi, beasiswa sekolah dan lain-lain.

‘’Sepanjang perjalanan kemanusiaan ini, kami banyak mendengar cerita haru dari masyarakat yang menjadi korban gempa,’’ tutur Sanwani.

Salah satunya adalah cerita mengenai pesantren Tahfidz Qur'an Al Aziziyah Lombok Utara. Saat gempa terjadi, sejumlah santrinya panik dan lompat dari lantai tiga hingga mengakibatkan empat orang santri meninggal dunia.

Selain itu, tim HKPU juga melihat banyak pesantren, masjid dan mushola yang mengalami kerusakan cukup parah. Karenanya, mereka berharap ada bantuan khususnya dari umat Islam untuk dapat memperbaiki kerusakan tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement