Ahad 02 Sep 2018 15:55 WIB

Hunian Sementara Prioritaskan Kelompok Rentan di Lombok

Kelompok rentan itu seperti keluarga yang punya balita, lansia, ibu hamil, disabiltas

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Ratusan insinyur muda diberangkatkan ke Lombok untuk rehabilitasi rumah korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat
Ratusan insinyur muda diberangkatkan ke Lombok untuk rehabilitasi rumah korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Zakat (FOZ) sudah melakukan pemetaan upaya pemulihan warga korban bencana gempa bumi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Saat ini anggota-anggota FOZ tengah memulai proses pembangunan rumah hunian sementara untuk korban bencana gempa bumi di Lombok.

Sekretaris Jenderal FOZ, Nana Sudiana mengatakan, jumlah warga NTB yang terdampak bencana sangat banyak. Puluhan ribu rumah warga hancur akibat gempa bumi yang mengguncang Pulau Lombok beberapa kali. Oleh karena itu anggota-anggota FOZ membangun rumah hunian sementara yang diprioritaskan untuk kelompok yang rentan.

"Prioritas utama kami kelompok yang rentan, seperti keluarga yang punya balita, keluarga yang memiliki anggota keluarga yang disabilitas, ibu hamil, menyusui dan lansia yang membutuhkan perawatan khusus," kata Nana kepada Republika.co.id, Ahad (2/9). 

photo
Sebanyak 400 insinyur muda dari Kementerian PUPR diberangkatkan ke Lombok untuk membantu pembangunan rumah para korban gempa.

Ia menerangkan, setelah semua kelompok rentan tinggal di rumah hunian sementara. Maka anggota-anggota FOZ akan membangun rumah hunian sementara untuk kelompok yang tidak rentan. Saat ini anggota-anggota FOZ berencana akan membangun 7.500 rumah hunian sementara di tiga kabupaten yang ada di Pulau Lombok.

Ia menyampaikan, untuk sampai ke tahap pemulihan seperti sebelum terjadi bencana, butuh waktu yang sangat lama. Oleh karena itu anggota-anggota FOZ terlebih dahulu menyiapkan hunian sementara untuk warga yang terdampak bencana. Setelah warga tinggal di rumah hunian sementara, mereka akan mulai bisa produktif lagi.

"(Dibangun hunian sementara, Red) agar mereka punya kemampuan untuk bekerja, secara ekonomi mereka bisa produktif lagi, baru mereka mengumpulkan dana untuk membangun rumahnya kembali," ujarnya.

Nana mengatakan, selama ini anggota-anggota FOZ sering berkoordinasi dan bertemu di lapangan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara. FOZ bersama mereka melakukan pemetaan lokasi bencana yang belum tersentuh upaya-upaya pemulihan.

photo
Warga korban gempa Lombok menyelamatkan benda yang masih bisa digunakan pascabencana.

Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Komando Penanganan Darurat Bencana (PDB) Gempa Lombok, Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani menyampaikan, relawan-relawan dari berbagai lembaga ada di bawah koordinasi Komando Satgas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad). Relawan difasilitasi Kogasgabpad kemudian di kelompokan sesuai kemampuan relawan.

"Ada relawan dari bidang kedokteran, engineer dan lain-lain, mereka dikelompokan dan ditempatkan di tempat-tempat yang belum tersentuh, jadi saling menutupi (melengkapi) dan terkoordinasi dengan baik," ujarnya.

Baca: Anggota FOZ akan Bangun 7.500 Hunian Sementara di Lombok

Dia menjelaskan, pengelompokan para relawan dari lembaga-lembaga filantropi dilakukan agar dalam satu tempat tidak ada dua kelompok relawan. Sehingga di satu tempat tidak ada dua program yang sama. Intinya semua pihak saling melengkapi karena perlu sinergi semua pihak dalam menangani bencana gempa bumi di Lombok.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement