Ahad 02 Sep 2018 10:17 WIB

Sedekah yang Dianggap Salah Sasaran

Orang yang menginfakkan hartanya, Allah akan memberinya pahala.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Sedekah/Ilustrasi
Sedekah/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap Muslim pasti berusaha selalu berbuat baik. Banyak hal yang dapat dilakukan termasuk untuk taat dan ikhlas dalam menjalani kehidupan. Mereka tidak menuntut balasan dan rasa syukur dari manusia. Suatu ketika, Rasulullah menceritakan seorang laki-laki yang ingin bersedekah secara diam-diam.

Berharap yang mengetahui hanya Allah SWT. Sedekah secara rahasia dapat memadamkan amarah Allah. Sehingga, sedekah secara diam-diam lebih baik daripada terang-terangan, meski sedekah yang demikian juga tidak mengapa.

Suatu hari di tengah malam, pria ini keluar mencari orang yang dapat menerima sedekahnya. Dia bertemu dengan seorang laki-laki yang dia kira orang miskin. Kemudian dia menyedekahkan harta yang dimilikinya, padahal laki-laki si penerima sedekah itu adalah pencuri.

Pada pagi hari, di pasar ada banyak orang berkumpul. Mereka membicarakan orang yang sedekah tetapi memberikan hartanya kepada pencuri. Pencuri itu menyampaikan menimpa dirinya tersebut ke khalayak publik. Berita seperti ini menyebar begitu cepat di tengah-tengah masyarakat. Hingga si pemberi sedekah tersebut mendengar desas-desus yang beredar luas.

Sekalipun, di saat bersamaan, identitas dirinya sebagai pemberi sedekah belum terungkap. Lelaki ahli sedekah ini pun bersedih dan gelisah. Kesedihannya dan kegelisahannya dia ungkapkan dengan doa, Ya Allah bagi-Mu segala puji, kepada pencuri.

Dia bertekad mengulangi sedekahnya di malam berikutnya karena dia mengira bahwa sedekahnya telah hilang seperti debu ditiup angin. Dia merasa apa yanag diberikannya tidak tepat sasaran bagi Allah. Setelah malam semakin gelap dia keluar dengan sedekahnya.

Dia memberikannya kepada seorang wanita yang dia kira miskin ternyata dia adalah wanita pezina. Wanita ini pun lantas bercerita sama persis dengan apa yang dilakukan pencuri. Tak butuh waktu lama, beritanya menyebar luas.

Pelakunya mendengar itu. Kesedihan dan kegelisahannya bertumpuk, dia mengulangi ucapannya yang kemarin, Ya Allah bagi-Mu segala puji, kepada wanita pezina.

Demi mencari pahala dia bertekad bersedekah untuk kali ketiga. Pada malam ketiga sedekahnya jatuh di tangan orang kaya. Dia pun begitu bersedih karena apa yang diberikannya tidak tepat sasaran hingga ketiga kalinya.

Dia pun mengadu kepada Allah dalam keadaan pedih. Dalam doanya dia berkata, Ya Allah bagi-Mu segala puji. Kepada pencuri, pezina, dan orang kaya. Laki-laki ini tidak mengetahui bahwa Allah menulis pahalanya. Orang yang meng infakkan hartanya demi mencari pahala Allah, Allah akan memberinya pahala walaupun si penerima tidak berhak.

Dalam mimpinya dia didatangi seseorang dengan membawa kabar gembira bahwa Allah menerima sedekahnya dan mem balasnya dengan pahala. Dia diberitahu hikmah besar di balik sedekah kepada tiga orang tersebut.

Hikmahnya adalah dengan sedekah itu pencuri sadar akan kesalahannya lalu dia tidak mencuri. Sedangkan utuk wanita pezina dengan sedekah itu semoga wanita pezina itu menjaga dirinya dari zina dengan harta itu dan semoga si kaya ini terdorong untuk berinfak. Sehingga, meneladani laki-laki ini yang bersedekah di kegelapan malam agar tidak diketahui oleh orang lain demi mencari pahala dari Tuhan manusia.

Dalam hadis-hadis disebutkan bahwa sedekah diterima, walaupun jatuh ke tangan orang yang tidak diinginkan pelaku sedekah. Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya bahwa Yazid bin Akhnas memberikan dinar-dinarnya kepada seseorang di masjid.

Dia mempercayakan pembagiannya kepada yang berhak menerima, lalu anaknya Maan bin Yazid datang dan mengambilnya, sementara dia tidak mengetahui bahwa yang memberikan uang tersebut adalah ayahnya.

Lalu dia dia membawa uang tersebut kepada ayahnya, tentu saja ayahnya menolak menerima. Dia berkata, Demi Allah kamu tidak aku inginkan. Maka anaknya mengadu ke pada Rasulullah. Maka Rasulullah mem berikan fatwa dan keputusannya, Bagimu apa yang kamu niatkan wahai Ya zid dan bagimu apa yang kamu ambil wa hai Maan.

Hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari dalam Shahih-nya.Terdapat dalam Kitab az-Zakat, bab jika dia bersedekah kepada orang kaya sementara dia tidak mengetahui.

Bukhari meriwayatkan, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: Seorang laki-laki berkata, `Sungguh aku akan bersedekah.' Lalu dia pergi membawa sedekahnya. Dia meletakkannya di tangan pencuri. Di pagi hari orang-orang membicarakannya, `Seorang pencuri diberi sedekah.' Dia berkata, `Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Sungguh aku akan bersedekah.' Lalu dia pergi membawa sedekahnya dan meletakkannya di tangan wanita pezina.

Di pagi hari orang-orang membicarakan, `Malam ini seorang pezina diberi sedekah.' Dia berkata, `Ya Allah, bagi-Mu se gala puji. Sedekahku jatuh di tangan wa nita pezina. Sungguh aku akan bersedekah.

' Lalu dia pergi membawa sedekahnya dan dia meletakkannya di tangan orang kaya. Di pagi hari orang-orang mem bicarakannya, `Seorang kaya diberi sedekah.'

Dia berkata, Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Kepada pencuri, wanita pezina, dan orang kaya. Lalu dia didatangi dalam mimpi, dan dikatakan kepadanya, Adapun sedekahmu kepada pencuri, semoga itu membuatnya insyaf dari mencuri. Adapun wanita pezina, semoga itu membuatnya sadar dari zinanya. Adapun orang kaya, semoga dia mengambil pelajaran dan dia berinfak dari apa yang Allah berikan kepadanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement