REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ayyub dikenal sebagai seorang nabi. Dia mendapatkan ujian melebihi manusia biasa. Kisahnya tertulis jelas dalam ayat-ayat Alquran.
Dalam surah al-Anbiya, Allah mengajak manusia mengingat kisah nabi tadi. Ketika mendapatkan cobaan berupa sakit parah, Ayyub berdoa, Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang.
Allah menjawab doa itu dengan memberikan kesembuhan. Keluarga yang semula meninggalkannya karena tak tahan melihat Ayyub sakit, dikembalikan. Bahkan, jumlah keluarganya makin banyak karena Allah menyayangi mereka (QS al-Anbiya: 83-84).
Firman yang sama juga ditemukan dalam surah Shad ayat 41-44. Allah memuji nabi itu sebagai sosok penyabar.Meski diberikan cobaan yang sulit, dia tetap menjaga keimanannya.
Pada mulanya dia adalah hamba Allah yang mendapatkan banyak kenikmatan. Sang Pencipta menganugerahkan harta, keluarga, dan anak, kemudian Allah mengujinya. Dia kemudian mengambil semua kenikmatan itu. Badannya berpenyakit.
Orang-orang sekitar menjauhinya.Yang masih baik kepadanya hanyalah istri dan dua orang sahabat. Mereka sering mengunjunginya. Merekalah pelipur lara di tengah cobaan hidup yang menyakitkan.
Salah seorang dari keduanya memikirkan keadaan Ayyub yang telah diuji sekian lama. Ayyub menanggung itu selama 18 tahun dan Allah belum mengangkat ujian yang menimpanya. Terbersit di pikiran orang ini bahwa cobaan itu mungkin dikarenakan dosa besar yang pernah diperbuat.
Mulanya, dia hanya menyimpannya dalam hati, tetapi lama kelamaan dia pun menceritakan kepada rekannya yang lain. Lalu, rekannya ini mengatakan kepada Ayyub. Tentu saja, masalah ini membuat Ayyub sangat bersedih. Maka, dia menceritakan keadaannya secara terbuka dan menepis anggapan tersebut.
Sudah menjadi kebiasaan Ayyub jika pergi buang hajat, dia diantar dan dituntun oleh istri karena badannya yang lemah. Allah memerintahkan Ayyub menjejakkan kakinya yang lemah ke tanah.
Maka, dari tempat yang diinjaknya itu memancarlah mata air. Allah meminta Ayyub agar minum dan mandi menggunakan air yang muncul tersebut.
Air itu menghilangkan penyakit di tubuhnya, lahir dan batin. Ayyub kembali sehat dan bersemangat pada saat itu juga. Kesehatan dan kekuatannya pulih seperti ia tidak pernah sakit.
Bertemu Istri dalam keadaan sehat
Ayyub menemui istrinya dengan penuh semangat seperti sebelum dia diserang penyakit. Ketika melihatnya, sang istri tidak mengenalinya walaupun dia melihatnya seperti suaminya yang dahulu sehat walafiat. Dia bertanya kepadanya tentang suaminya, seorang nabi yang sakit-sakitan.
Dia menyebutkan apa yang pernah dilihat pada saat suaminya masih sehat dan kuat. Sang istri sama sekali tidak menduga kesembuhan datang begitu cepat.
Kebahagiaannya begitu besar ketika melihat nikmat Allah; kembalinya sang suami seperti sedia kala.Sebagaimana Allah mengembalikan kesehatan dan ke kuatannya, Allah juga mengembalikan hartanya yang hilang sebanyak dua kali lipat serta menganugerahkan anak- anak kepadanya dua kali lipat pula.
Nazar
Pada waktu sakit Ayyub pernah marah kepada istrinya. Dia bernazar, jika sembuh, dia akan memukulnya seratus kali. Setelah sembuh, Ayyub merasa berat memukul istrinya yang selama sakit begitu sabar merawatnya, tetapi dia juga merasa berat karena tidak menunaikan nazar kepada Tuhan.
Maka, Allah memberikan jalan keluar dan kemudahan. Dia memerin tahkan Ayyub agar mengambil seikat batang gandum dan memukul istrinya dengan itu satu kali pukulan. Dengan itu, Ayyub telah menunaikan janjinya. Allah berfirman untuk Ayyub, "Dan ambillah dengan tanganmu seikat rumput, maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah." (QS Shad: 44).
Imam Ahmad berpendapat bahwa dibolehkan memukul pendosa yang terancam hukuman, seperti pezina muhshan dan orang yang menuduh tanpa bukti, dengan pukulan seperti yang dila kukan Ayyub. Hal itu dilakukan jika yang bersangkutan sakit, sehingga ditakutkan akan celaka setelah dipukul.
Rasulullah telah memerintahkan para sahabat untuk memukul seorang laki- laki sakit yang telah berzina dengan sebuah janjang kurma. Di dalamnya terdapat seratus cabang. Cukup dengan sekali pukulan, hukum tadi sudah terlak sana.
Ayyub dikenal sebagai orang yang gesit, dermawan, humoris, serta jujur. Rasulullah dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Nasa'i dari Abu Hurairah bersabda, "Manakala Ayyub sedang mandi telanjang, sekelompok belalang dari emas jatuh kepadanya, maka Ayyub memunguti dan menyimpan di bajunya. Tuhan memanggilnya, 'Wahai Ayyub, bukankah Aku telah membuatmu kaya seperti yang kamu lihat?' Ayyub menjawab, 'Benar, ya Rabbi, akan tetapi aku selalu memerlukan keberkahan-Mu.