REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PPPA Daarul Qur'an Anwar Sani mengatakan PPPA Daarul Qur'an menginisiasi program Kampung Qur'an di Lombok NUsa Tenggara Barat (NTB). Mereka membangun 1.000 unit rumah bagi korban gempa Lombok.
"Kami sedang membangun tahap pertama sebanyak 200 rumah, pembangunan rumah ini dibagi dua lokasi di Dusun Melempu, Desa Obel-obel, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur," jelas dia kepada Republika.co.id, Kamis (30/8).
Program Kampung Qur'an Lombok Timur adalah program lanjutan setelah masa tanggap darurat telah berakhir. Setiap rumah menelan biaya sekitar Rp 17,5 juta dengan konsep tumbuh.
Bantuan yang dikumpulkan hingga hari ini untuk membangun rumah sebanyak dua miliar rupiah. Penghimpunan dana yang dikumpulkan dari Paytren dan sedekahonline.com sebanyak satu milar rupiah, sedangkan satu miliar lainnya berasal dari satu perusahaan yang telah berkomitmen dengannya.
Perusahaan tersebut akan berkomitmen untuk membangun 100 rumah di tahap awal dan pipanisasi. Saat ini pembangunan masih dalam tahap awal dengan bahan bangunan dari 40 persen dari puing-puing reruntuhan dan 60 persen bahan tahan gempa.
Bahan bangunan tahan gempa digunakan untuk bangunan di Lombok karena lokasi tersebut memang rawan gempa. Hingga saat ini gempa dengan skala kecil memang masih sering terjadi.
Setelah rumah untuk korban gempa selesai dibangun, Daarul Qur'an berniat untuk mengirimkan dai-dainya untuk mengembangkan masyarakat untuk tahfihul quran. Pendampingan dari PPPA Daarul Qur’an adalah pintu masuk dari skema besar program Pengembangan Masyarakat sekaligus Pemberdayaan.
Melalui pembangunan 200 unit Rumah Qur’an menjadi langkah awal melahirkan para penghafal Al Qur’an pada lokasi pascabencana. Daqu juga akan membawa santri untuk belajar di Pesantren di Tangerang. Setelahnya mereka akan kembali ke daerah asalnya untuk mengabdi di sana.