Ahad 19 Aug 2018 21:01 WIB

RISHA, Rumah Tahan Gempa Dibangun di Lombok

pembangunan RISHA penting diaplikasikan untuk merekonstruksi rumah-rumah yang hancur

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah warga terdampak gempa bumi duduk di teras rumah kayu di Dusun Tereng Tepus, Desa Sukadana, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, NTB, Jumat (17/8). Sebagian warga yang terdampak gempa dan bermukim di atas bukit di wilayah Lombok Utara hingga saat ini belum mendapatkan bantuan karena terkendala akses jalan untuk membawa logistik ke lokasi tersebut.
Foto: Antara
Sejumlah warga terdampak gempa bumi duduk di teras rumah kayu di Dusun Tereng Tepus, Desa Sukadana, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, NTB, Jumat (17/8). Sebagian warga yang terdampak gempa dan bermukim di atas bukit di wilayah Lombok Utara hingga saat ini belum mendapatkan bantuan karena terkendala akses jalan untuk membawa logistik ke lokasi tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Peneliti Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Igan Supriatman Sutawidjaja mendukung langkah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang akan membangun rumah tahan gempa, Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) atau rumah berbahan baku kayu.

Ia menuturkan, masyarakat Lombok pernah merasakan gempa pada tahun 2013. Saat kejadian tersebut telah terjadi,  merekamembuat bangunan rumah dengan tembok. "Kalau sejak itu (2013), warga membangun rumah berbahan kayu, mungkin kerusakannya tidak separah sekarang," ujarnya, Ahad (19/8).

Menurutnya, pembangunan RISHA penting diaplikasikan untuk merekonstruksi rumah-rumah yang hancur akibat gempa kemarin. Katanya, kawasan Lombok rawan diguncang gempa sebab terdapat pengaruh patahan atau sesar Flores dari timur laut Pulau Bali, Lombok, Sumbawa, hingga Flores.

Dirinya mengatakan, di Flores, Nusa Tenggara Timur pernah diguncang gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter pada tahun 1992 dan menciptakan gelombang tsunami serta menyebabkan timbul rekahan selebar 200 meter. Serta panjang 200 kilometer dari laut Flores sampai utara Bali di bawah laut Samudera Indonesia.

Terkait dengan informasi di media sosial yang menyebutkan bahwa pulau Jawa akan terjadi gempa bumi berkekuatan besar dalam beberapa waktu ke depan pasca gempa Lombok, dirinya menyebutkan hal itu kurang tepat disampaikan ke masyarakat.

Sebab menurutnya, pernyataan tersebut bisa memancing keresahan. Katanya, hal yang wajar di wilayah Indonesia khususnya di Jawa rawan terjadi gempa bumi namun tidak sepatutnya disampaikan kepada masyarakat.

"Langkah paling tepat sekarang melakukan pencegahan bencana. Dengan mempersiapkan apa yang harus dilakukan masyarakat, baik sebelum dan sesudah terjadi gempa bumi," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement