REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perayaan Idul Adha segera menyapa umat Islam dalam beberapa hari ke depan. Lembaga amil zakat pun menyiapkan seluruh program dengan matang. Banyak di antaranya yang menyalurkan hewan kurban ke daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) mengusung program Qurban Masuk Desa. Program yang digelar setiap momentum Idul Adha tersebut menyusur masyarakat miskin pedalaman.
Ketua Umum Laznas BMH Pusat Marwan Mujahidin menjelaskan, masih banyak warga Indonesia hidup dalam keterbatasan di pedalaman, perbatasan, dan kepulauan. BMH menghadirkan diri dengan program Qurban Masuk Desa agar pemerataan kebahagiaan dan pembangunan dapat dirasakan oleh semua, ujar dia, belum lama ini.
Terlebih, data kemiskinan, kerawanan gizi, dan rawan kebencanaan secara umum memang selalu mengintai masyarakat pedalaman. Melalui kurban, masyarakat bisa menunjukkan kepedulian kepada mereka. Apalagi, hewan kurban akan diambil dari peternak setempat. Qurban Masuk Desa pun, ujar dia, memiliki multiefek yang nyata.
Baca Sebelumnya: Menyehatkan Rakyat dengan Daging Kurban
Marwan menjelaskan, pada 2016, BMH mendapatkan kepercayaan publik sebanyak 6.908 ekor, kemudian pada 2017 meningkat menjadi 8.616 ekor.Artinya, ada peningkatan kepercayaan masyarakat sebesar 10 persen.Pada 2018, BMH menargetkan dapat mendistribusikan hewan kurban sebanyak 10.339 ekor dengan total penerima manfaat sebanyak 155.085 jiwa, urai Marwan.
Koordinator Nasional Kurban Lazismu Edi Muktiono menjelaskan, pihaknya kali ini membawa program Qurban Bersama untuk Sesama.Program ini memang diprioritaskan untuk menggapai daerah-daerah perbatasan Indonesia, yakni terpencil, terluar, dan terdepan (3T), pak kumis (padat, kumuh, dan miskin), daerah rawan bencana, daerah rawan gizi buruk, daerah pedala- man, dan pesantren terpencil.
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi kaum Muslimin dalam menunaikan ibadah kurban. Lazismu hendak memaksimalkan pelayanan dan program distribusi kurban yang mampu memberi nilai tambah (add value)dan fasilitasi kemudahan me nyalurkan ke lokasi yang di inginkan oleh pekurban melalui kantor lazismu.
Untuk penyalurannya, kami bekerja sama dengan komunitas setempat dan mahasiswa KKN dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Wilayah 3T (NTB, NTT, Kalimantan Utara, Kaltim, dan Papua Barat), ujar Edi saat dihubungi Republika, Rabu (8/8).
Meski saat ini minat masyarakat untuk berkurban cukup tinggi, upaya peningkatan tetap dilakukan.Salah satunya dengan melakukan sosialisasi kurban melalui tatap muka, media daring, atau melalui dai-dai yang tersebar di seluruh Indonesia.Target penyaluran kurban yang ingin dicapai Lazismu adalah 80 ribu hewan kurban, baik kambing, sapi, maupun kerbau, ujar dia.
Kegiatan ini, lanjut Edi, akan dilaksanakan secara serempak pada 10 Dzulhijah 1439 H atau 22 Agustus 2018, dan pada hari tasyrik 11, 12, 13 Dzulhijah 1439 H atau 23, 24, 25 Agustus 2018 M.
Selain hewan kurban, terdapat pula acara tambahan yang disesuaikan kebutuhan masyarakat setempat, seperti pengobatan gratis dan kerja bakti lingkungan masjid/pemotongan, juga kegiatan kreatif lainnya.Di sisi lain, NU Care-Lazisnu juga menjalankan program kurban yang sejatinya sudah menjadi agenda rutin.
Program ini juga didukung okeh sejumlah lembaga, relawan, dan masyarakat.
Ajat Sudrajat, perwakilan dari NU Care-Lazisnu, mengungkapkan, penyaluran ke wilayah 3T masuk ke program NU Peduli.
Program ini berfokus menjangkau daerah-daerah tersebut.Tim yang diturunkan, kata dia, juga merupakan tim gabungan antara petugas dari wilayah setempat dan petugas wilayah pusat sehingga koordinasi dapat berjalan dengan baik.
Ajat mengatakan, masyarakat yang sudah biasa berkurban cenderung konsisten.Namun, kebanyakan dari mereka akan gencar menabung atau memberikan hewan kurban pada detik-detik terakhir sebelum hewan kurban disalurkan ke seluruh wilayah di Indonesia.
Adapun upaya peningkatan yang dilakukan, kata dia, adalah dengan memberikan edukasi, baik ke dalam maupun keluar, tentang pentingnya pemerataan dan kebersamaan antar masyarakat, terlebih di wilayah yang terkena musibah. Dia juga berharap minat berkurban dapat terus meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat untuk berbagi. Target kami tahun ini 100 hewan kurban di masing-masing daerah.Jumlah ini meningkat dibanding sebelumnya, yaitu 80 hewan kurban, ujar Ajat.