REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rumah Belajar Baitul Hikmah Harun Ar-Rasyid diresmikan, Sabtu (11/8). Rumah belajar tersebut berlokasi di Pulau Bertam, Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Puluhan warga dari pulau Bertam, Lingke dan Gara hadir dan memadati rumah belajar tersebut untuk menyaksikan peresmian.
Akhta Rezeki, salah satu penggerak dakwah yang membimbing warga pulau yang notabane non-Muslim, dalam sambutannya mengatakan, dia beserta istrinya merasakan kebahagiaan tiada tara.

Masyarakat antusias mengikuti peresmian Rumah Belajar Baitul Hikmah, Pulau Bertam.
"Alhamdulillah, masih ada saudara kita dan lembaga yang peduli kehidupan masyarakat pulau ini, utamanya fasilitas keberadaan rumah belajar ini," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (11/8).
Akhta menambahkan, dia telah berkomitmen untuk meluangkan waktunya sepenuh hati untuk menjalankan tugasnya sebagai da'i untuk memperkuat dan mengembangkan syiar Islam di pulau-pulau pelosok Kota Batam yang mayoritas warganya tak mempunyai agama dan kesehariannya melaut (cari ikan).
"Jujur, saya dan istri pulang pergi dari kota Batam ke pulau-pulau sebagian besar dengan biaya sendiri. Saya pergi ke pulau dengan naik perahu. Dengan melihat keadaan warga yang banyak tidak bisa mengaji dan baca tulis, ini membuat saya cinta kehidupan pulau," ungkapnya.
Kegiatan tersebut terlaksana atas bantuan dan kerja sama Daarut Tauhid Peduli, Diwan Baitul Hikmah dan Baitul Hikmah Harun Ar-Rasyid.

Suasana peresmian Rumah Belajar Baitul Hikmah, Pulau Bertam.
Ketua Diwan Baitul Hikmah (DBK) Batam, Moh Tahir menambahkan, kehadiran rumah belajar tersebut semata-mata kepedulian pihaknya kepada umat. Ia berharap, semoga tempat tersebut bisa digunakan sebaik mungkin untuk kepentingan bersama, terutama dalam hal beribadah.
"Adanya rumah belajar ini kita kembali mengingatkan saudara untuk bisa mengatur waktunya baik waktu duniawi dan akhirat. Semuanya ada waktunya, tidak hanya melaut aktivitas kita," terangnya mewakili pihak donatur dan penyelenggara.
Menariknya, di penghujung acara juga ada seorang warga berumur kisaran 30 tahun ke atas yang tidak mempunyai agama dan berkenan untuk masuk Islam sekaligus mengucapkan kalimat syahadat di depan warga.