Sabtu 11 Aug 2018 11:35 WIB

Tiga Tahapan ACT Bantu Korban Gempa Lombok

Pekan depan, ACT bersama TNI AL akan mengirim 1.000 ton logistik ke Lombok.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Dwi Murdaningsih
Chef Food Truck ACT memproduksi dan mendistribusikan makanan di pengungsian di Kampung Gebang Barat, Desa Pagesangan Timur, Kota Mataram, Lombok, NTB pada Jumat (10/8).
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Chef Food Truck ACT memproduksi dan mendistribusikan makanan di pengungsian di Kampung Gebang Barat, Desa Pagesangan Timur, Kota Mataram, Lombok, NTB pada Jumat (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin mengatakan, ACT akan membuat tiga fase bantuan untuk korban bencana gempa bumi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pertama fase emergency atau tanggap darurat. ACT akan terus melakukan tanggap darurat selama enam bulan kedepan.

"Jangan sampai di fase tanggap darurat ada kelangkaan makanan, kalau sampai terjadi kelangkaan makanan di fase ini, akan terjadi kerusuhan sosial seperti penjarahan dan semacamnya," kata Ahyudin kepada Republika.co.id di Kantor ACT Kota Mataram, Jumat (10/8).

Ia mengatakan, jangan biarkan masyarakat Pulau Lombok mengatasi masalah bencana ini sendirian. Jadi di fase tanggap darurat, ACT akan terus memasok logistik terutama bahan makanan pokok. Rencananya, pada 17 Agustus 2018, ACT bersama TNI AL akan mengirim 1.000 ton logistik dari Jakarta ke Pulau Lombok.

photo
Tim medis relawan ACT obati Ina Dasiah (70 tahun) yang tertimpa lemari akibat gempa bumi di Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Rabu (8/8).

Ia menyampaikan, hari ini cabang-cabang ACT di Pulau Jawa sedang mengirimkan logistik ke Pulau Lombok. Masing-masing mengirim lima sampai sepuluh truk logistik. Selama empat hari terakhir ACT sudah menyalurkan 230 logistik ke Pulau Lombok. Ternyata masih kurang banyak. Jadi tanpa ada keterlibatan dan gotong royong dari semua pihak, dampaknya akan sangat bahaya.

"Setelah makanan, bahan pokok makanan diselesaikan, baru kita mengurusi kebutuhan pokok berikutnya yaitu rumah," ujarnya.

Dijelaskan Ahyudin, sebelum korban gempa bumi memiliki rumah permanen seperti sebelumnya. Mereka harus memiliki tempat berteduh yang layak. Rencananya, ACT akan membuat 1.000 shelter di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur pada September 2018. Setelah itu masuk fase kedua yakni fase recovery. Di fase ini akan ada proses menguatkan para korban bencana.

Ia mengatakan, fase ketiga adalah fase rekonstruksi yakni fase membangun kembali. Masjid, Madrasah dan Sekolah yang roboh dibangun kembali. Setelah itu baru dilakukan pemulihan ekonomi. Jadi membantu korban bencana gempa bumi di Pulau Lombok adalah pekerjaan besar.

"Ayo kita semangat untuk guyub nasional, perlihatkan bangsa ini bangsa yang bisa menangani bencana, mandiri dalam menangani bencana, bangsa yang terhormat karena kemampuan dan keseriusannya dalam menangani bencana," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement