Jumat 10 Aug 2018 10:33 WIB

ACT akan Bangun Kembali Kehidupan Pascagempa Lombok

Program economic recovery rencananya akan dimulai dalam dua pekan ke depan.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Tim Medis Relawan ACT memberikan pelayanan kesehatan kepada korban gempa bumi yang tinggal di tenda pengungsian di Dusun Loang Sawah, Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara pada Rabu (8/8).
Foto: dok. ACT
Tim Medis Relawan ACT memberikan pelayanan kesehatan kepada korban gempa bumi yang tinggal di tenda pengungsian di Dusun Loang Sawah, Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara pada Rabu (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyampaikan, masa tanggap darurat bencana gempa bumi di Pulau Lombok yang diputuskan pemerintah hanya sampai 11 Agustus 2018. Tetapi, masa tanggap darurat sangat mungkin diperpanjang kembali. ACT akan membangun kehidupan di Pulau Lombok selama tiga sampai lima tahun kedepan.  

Vice President of Humanity Network Department ACT, M Insan Nurrochman mengatakan, pengalaman ACT melihat masifnya tingkat kerusakan akibat gempa bumi di Pulau Lombok, rasanya masa tanggap darurat belum selesai dalam waktu satu bulan kedepan. Puluhan ribu rumah rusak dan puluhan ribu orang mengungsi.

"Program membangun kembali kehidupan pascagempa bumi di Lombok insyaallah sudah kita mulai sejak early recovery paralel dengan penuntasan masa tanggap darurat ini," kata Insan kepada Republika.co.id, Jumat (10/8).

Dikatakan Insan, sekitar sebulan kedepan ACT harus sudah mulai pembangunan shelter, sekolah, masjid, pesantren dan sarana kesehatan. Bahkan jika semua sesuai rencana, insya Allah pembangunan rumah tahan gempa untuk warga Pulau Lombok bisa dimulai sebelum tiga bulan ke depan. 

photo
Foto aerial pencarian korban di bawah reruntuhan Masjid Jamiul Jamaah yang rusak akibat gempa bumi di Bangsal, Lombok Utara, NTB, Rabu (8/8).

Dia menyampaikan, program economic recovery rencananya akan dimulai dalam dua pekan ke depan. ACT akan membangun infrastruktur pertanian seperti membangun huller untuk penggilingan gabah. Juga membangun wakaf sumur pertanian, membeli gabah dari petani untuk diproses menjadi beras yang nanti dibagikan kepada korban bencana.

"Ini dilakukan agar kita bisa menghidupkan perekonomian lokal dengan cara membeli gabah mereka," ujarnya.

Insan menyampaikan, ACT akan memberikan modal kerja untuk petani jika waktu musim tanam tiba. Selain itu ACT akan memberikan bantuan modal kerja untuk warung-warung yang barang-barangnya hancur. Termasuk membangun warung-warung tersebut. ACT ingin perekonomian warga korban gempa secepatnya bangkit. ACT ingin langsung menghidupkan perekonomian lokal.

"Kita akan bekerja insya Allah minimal tiga sampai dengan lima tahun untuk membangun kehidupan kembali pascabencana gempa bumi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement