REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Tim Medis Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) sampai ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung di Kabupaten Lombok Utara pada Senin (6/7) jam 03.00 WITA. Banyak Puskesmas yang roboh sehingga banyak pasien harus dirujuk ke RSUD.
Relawan tim medis ACT, Dokter Siti Nuril mengatakan, saat datang ke RSUD sudah banyak pasien yang mengalami luka-luka seperti patah tulang dan cedera kepala. Pasien sudah ditangani Dokter dari RSUD, kemudian dibantu oleh Dokter dari tim medis relawan ACT.
Saat tim medis relawan ACT datang, sudah ada pembagian kategori pasien. Warna hijau menunjukan pasien yang agak bagus kondisinya, warna kuning menunjukan pasien yang tidak perlu dirujuk dan warna merah menunjukan pasien yang perlu dirujuk karena lukanya parah.
Pasien korban gempa Lombok yang tengah mendapat penanganan medis dari Tim Medis ACT (Foto: Fuji Eka Permana/Republika)
"Kebanyakan pasien yang merah, yang patah tulang terbuka yang sampai tulangnya kelihatan, cidera kepala dan penurunan kesadaran, waktu itu kita memang kekurangan Dokter," kata Dokter Nuril kepada Republika.co.id, Rabu (8/8) sore.
Dia menceritakan, pada saat menjahit luka pasien, tim medis ACT dibantu orang yang kebetulan datang ke RSUD untuk melihat-lihat. Mereka diminta menjadi asisten Dokter yang sedang menjahit luka. Tapi mereka dipandu agar tetap menjaga kebersihan saat membantu Dokter menangani pasien.
Dikatakan Nuril, luka pasien yang dijahit cukup panjang sehingga menangani satu pasien saja memakan waktu cukup lama. Pasien bisa dijahit sampai sepuluh jahitan. Belum selesai menangani satu pasien, sudah datang Mobil Ambulans yang membawa pasien lain. Pasien terus berdatangan, ada yang dibawa menggunakan Ambulans ada juga yang dibawa menggunakan kendaraan milik warga.
Dokter Nuril mengaku, baru bisa istirahat pada Selasa (7/8) jam 01.00 WITA karena jam 24.00 WITA pasien sudah mulai berkurang. Tapi pagi harinya pasien mulai berdatangan lagi, mungkin karena terjadi gempa susulan sehingga semakin banyak orang yang mengalami luka-luka.
"Pagi dari jam 08.00 sampai siang crowded juga, waktu itu kita (tim medis) dari ACT baru bertiga, kalau sekarang banyak ada sekitar sepuluh Dokter, ada Dokter spesialis ortopedi juga, " ujarnya.
RSUD di Kabupaten Lombok Utara sebagian bangunannya rusak akibat gempa bumi berkekuatan 7 skala richter mengguncang Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Ahad (5/8) malam.
Berdasar pantauan Republika.co.id, pada Rabu (8/8), bangunan RSUD tidak bisa dipakai karena akan berbahaya jika terjadi gempa susulan lagi. Sehingga pasien ditangani di halaman RSUD. Sementara pasien yang terluka sangat parah dirujuk ke RSUD Mataram.