Sabtu 28 Jul 2018 10:07 WIB

Generasi Muda Nilai Masjid Perlu Miliki Akun Medsos

Saat ini generasi muda lebih tertarik menonton ceramah di Youtube.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
Jamaah asal Indonesia mengabadikan gerhana total di Masjid Nabawi, Madinah
Foto: FITRIYAN ZAMZAMI/REPUBLIKA
Jamaah asal Indonesia mengabadikan gerhana total di Masjid Nabawi, Madinah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Generasi muda menilai masjid perlu memiliki akun media sosial atau website (halaman informasi di internet) untuk publikasi kegaiatan masjid.

Departemen Kaderisasi Pemuda PP Dewan Masjid Indonesia (DMI) bekerja sama dengan Merial Institute melakukan survei terhadap 888 generasi muda Muslim berusia 16 hingga 30 tahun. Survei dilakukan di 12 kota besar, yakni Jakarta, Depok, Bekasi, Tangerang, Bogor, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Makassar, Medan, dan Palembang.

Dari survei tersebut, sebanyak 74,2 persen responden menilai masjid perlu memiliki media sosial dan website. Sementara sebanyak 19,1 persen menilai peran media sosial dan website biasa saja bagi masjid. Kemudian sebanyak 6,6 persen menilai media sosial dan website tak memiliki peran apapun pada masjid.

“Banyak generasi muda yang menilai media sosial atau website itu penting,” kata peneliti Merial Intitute Danial Iskandar dalam paparan Presepsi dan Aspirasi Generasi Muda terhadap Pengelolaan Masjid di Kantor Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jumat (27/7)

Sementara itu, sebanyak 83 persen responden menilai fasilitas pengeras suara masjid sangat penting, sebanyak 12,9 persen menilai biasa saja, dan 4,4 persen menilai tidak penting.

Danial menjelaskan desain penelitian Merial Institute berangkat dari apa yang kerap terlihat dari generasi muda. Ia mencontohkan, saat ini generasi muda lebih tertarik menonton ceramah di Youtube. Karena itu, menurut dia, ada gap pemahaman isi ceramah dengan maksud sebenarnya.

“Kami berpikir akan lebih bagus kalau masjid tak hanya di fisik, atau hadir di dunia nyata, tapi juga di dunia maya,” ujar dia.

Dengan demikian, menurut dia, generasi muda lebih banyak menerima ilmu dan mendapat berbagai informasi kegiatan dari masjid yang biasa mereka kunjungi. Sehingga, kehadiran masjid lengkap menyasar generasi muda, baik di dunia nyata dan siber.

“Jadi tersambung jamaahnya. Ada sesuatu yang terjaga dengan itu. Kami bepikirnya itu, saat bertanya,” kata Danial.

Hasil penelitian menunjukkan responden menilai butuh kehadiran masjid di ranah daring. Terkait berapa banyak masjid yang sudah aktif di dunia maya, Danial mengatakan Merial Institute belum memiliki data tersebut. Namun, saat ini lembaga penelitian itu tengah bergerak ke arah sana.

“Kalau kita lihat secara umum, belum banyak yang sadar pentingnya medsos (media sosial). Paling kalau ada, hanya di masjid besar di kota-kota besar,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement