Jumat 27 Jul 2018 13:11 WIB

Konferensi Ulama Internasional di NTB Bahas Moderasi Islam

Moderasi Islam salah satu pilar yang paling kokoh untuk keharmonisan berbangsa.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Agung Sasongko
TGB M. Zainul Majdi  memberikan keterangan kepada media usai  konfrensi pers  mengenai persiapan konfrensi Internasional Moderisasi Islam di Jakarta, Jumat (20/7).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
TGB M. Zainul Majdi memberikan keterangan kepada media usai konfrensi pers mengenai persiapan konfrensi Internasional Moderisasi Islam di Jakarta, Jumat (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) menyambut kedatangan para peserta Konferensi Ulama Internasional di Mataram, NTB, pada Rabu (26/7) malam.

Ratusan ulama dari berbagai negara hadir dalam jamuan makan malam dengan diiringi sejumlah lagu-lagu Islami. TGB dan mantan rektor Universitas al-Azhar Mesir, Ibrahim Sholah al- Hudhud, bergantian menyampaikan sambutan dalam bahasa Arab. 

Gubernur dua periode tersebut mengatakan, konferensi ini menjadi kelanjutan konferensi tahun lalu yang juga digelar di Lombok.

"Tahun lalu bicara tentang pentingnya untuk terus menerus meneguhkan pandangan keagamaan yang wasathiyyah, wasathiyyah itu moderasi Islam," ujar TGB di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Kamis (26/7) malam.

TGB merasa konsep moderasi Islam adalah salah satu katup pengaman atau salah satu pilar yang paling kokoh di dalam keharmonisan sosial berbangsa. Tema pentingnya moderasi Islam pada tahun lalu, tak lepas dari kekhawatiran umat yang   merasakan dan melihat bahwa ketika pandangan yang ekstrem menjadi pandangan yang kuat dan dianut oleh masyarakat, maka pandangan itu bisa menyebabkan keretakan sosial.

"Bahkan dalam beberapa keadaan bisa menyebabkan satu negara pecah (karena) pemahaman keagamaan yang ekstrem, karena itu kita bersama-sama meneguhkan paham Ahlussunnah wal jamaah yang memang sudah merupakan paham para ulama wali songo yang menyebarkan dakwah Islam," lanjutnya.

Untuk Konferensi Ulama Internasional 2018 yang akan berlangsung mulai Jumat (27/7) hingga Ahad (29/7), tema besar moderasi Islam akan diperinci lebih jauh, dengan ragam kategori aspek, antara lain seperti apa moderasi Islam di dalam aspek teologis, aspek hukum, aspek kehidupan sosial mengingat Indonesia negara yang heterogen.

TGB menilai, moderasi Islam di Indonesia tidak sekadar pengamalan agama di tengah masyarakat, melainkan juga melahirkan pemahaman yang bisa menghadirkan kedamaian, kebersamaan, dan persaudaraan sesama anak bangsa.

"Kami ingin mendetailkan, mengelaborasi konsep moperasi dalam aspek-aspek yang beragam, khususnya dalam kehidupan sosial di Indonesia," katanya.

Mantan rektor Universitas al-Azhar Mesir, Ibrahim Sholah al- Hudhud mengatakan, kehadiran Islam senantiasa membawa semangat kedamaian di tengah peradaban manusia.

"Kami melihat di Indonesia, moderasi Islam diterapkan dengan baik, seluruh warga negara menperoleh hak yang sama dalam pendidikan dan lainnya, ini sesungguhnya yang diajarkan Islam," ucap diaIa meyakini, siapa pun yang berkunjung ke Indonesia akan merasakan hal serupa. Menurutnya, Indonesia merupakan karunia Allah SWT yang istimewa. Pasalnya, kata dia, tidak ada negara dengan kompleksitas seperti Indonesia dengan beragam budaya dan agama, namun bisa hidup damai.

"Walaupun Islam di Indonesia mayoritas sampai 88 persen tapi kita tidak melihat dominasi mayoritas terhadap minoritas, saya berharap Indonesia selalu diberikan kedamaian dan keberkahan," katanya mendoakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement