REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik), melakukan pembinaan bagi pendidik TPA/TPQ dan kelas Minggu di Gedung Convention Hall, Jalan Arif Rahman Hakim, Surabaya, Jumat (20/7). Acara yang dihadiri sekitar 2.000 peserta tersebut juga diisi kegiatan doa bersama.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Ikhsan mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan arahan dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang sejak awal berupaya memperhatikan banyak hal. Beberapa diantaranya adalah masalah pendidikan dan kesehatan.
“Salah satu komitmennya adalah meningkatkan kesejahteraan bagi pendidik TPA/TPQ dan kelas Minggu,” kata Ikhsan dalam sambutannya
Ikhsan menyampaikan, jumlah TPA/TPQ dan sekolah Minggu yang tersebar di Kota Surabaya mencapai 2.095 lembaga. Di dalamnya, terdapat 11.935 pendidik. Sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan para pendidik TPA/TPQ dan kelas Minggu, Pemkot Surabaya memberikan insentif pada setiap bulannya.
“Ada pemberian Insentif bagi pendidik TPA/TPQ dan kelas minggu sebagai pengganti uang transportasi yang diterima berjumlah Rp 300 ribu per bulan,” kata Ikhsan.
Ikhsan kemudian menitipkan pesan kepada pendidik TPA/TPQ dan kelas Minggu, untuk memperhatikan lingkungan sekitar. Utamanya, jika diketahui ada anak usia sekolah SMP yang belum mendapat sekolah.
“Silakan lapor ke kami kalau ada anak, atau tetangga, atau saudara yang belum mendapat sekolah. Biar tidak ada lagi anak Surabaya usia sekolah yang tidak sekolah,” ujar Ikhsan.
Pengasuh Pondok Pesantren Tambak Bening Surabaya, Miftahul Luthfi Muhammad al Mutawakkil atau yang akrab disapa Gus Luthfi meminta kepada pendidik TPA/TPQ dan kelas Minggu untuk tidak mengandalkan dana yang diberikan Pemkot Surabaya. Dia mengingatkan para pendidik untuk tidak memikirkan soal gaji, dan bisa mengajar dengan ikhlas.
Dia juga menyatakan, Pemkot Surabaya akan berupaya untuk lebih meningkatkan kesejahteraan para pendidik tersebut. “Mengajar yang ikhlas, serius, jangan memikirkan soal gaji. Nanti akan dipikirkan oleh Pemkot dan DPRD,” kata Gus Luthfi.
Disamping memberikan beberapa wejangan, Gus Lutfi juga mengingatkan agar semua yang hadir selalu bersyukur dan bersikap tawadhu. “Hidupnya para pendidik TPA/TPQ harus elegan serta berdaulat finansial. Jangan hanya mengandalkan gaji,” kata Dia.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Surabaya Agustin Poliana menambahkan, selama ini memang ada insentif sebagai pengganti uang transportasi bagi pendidik TPA/TPQ dan kelas Minggu. Nilai tersebut memang tidak banyak. Itu tak lain karena menurutnya dana pendidikan yang tersedia harus dibagi-bagi.
“Memang tidak banyak, karena urusan yang dikelola Dispendik juga tidak sedikit. Mulai dari jenjang SD, SMP, dan beasiswa pendidikan tinggi,” ujarnya.