REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kementerian Agam (Kemenag) tahun ini telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 45,7 miliar untuk program penelitian. Anggaran itu akan diberikan kepada 881 proposal yang terpilih melalui proses seleksi.
Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Agama, Suwendi mengatakan, pengusul proposal riset dan publikasi ilmiah tahun anggaran 2018 mencapai 1.967 judul. Proposal yang masuk itu diseleksi secara administrasi dan validitas data hingga terpilih 1.490 judul. Tahap selanjutnya akan dinilai oleh reviewer secara daring (online) untuk mendapatkan proposal yang dinilal layak untuk diundang dalam ACRP.
Terakhir, dari proposal yang terjaring melalui review secara daring ini diuji kembali oleh tim teviewer berdasarkan kevalidan, orisinalitas, lntegritas akademis, dan kontribusinya terhadap dunia PTKI dan kehidupan keagamaan serta keindonesiaan.
"Hasilnya, direncanakan ada 881 proposal yang dibiaya dengan total anggaran Rp 45,7 miliar. Jadi, anggaran yang tersedia mampu membiayai 59.52 persen dari total yang mendaftar," ujar Suwendi dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (18/7).
Doktor jebolan UlN Jakarta ini menambahkan, seluruh tahapan, mulai dari pendaftaran, seleksi berkas, penilaiam tim review dilakukan dengan mekanisme daring melalui laman litapdimas.kemenag.go.id. Dengan mekanisme tersebut, setiap tahapan proses terekam dan akuntable. Seluruh dosen PTKIN dan PTKIS juga dapat mengakses seluruh informasi bantuan riset dan publikasi ilmiah melalui laman ini. Hingga saat ini, ada 55.34 persen atau 15.904 dosen PTKl yang telah memiliki akun di litapdimas.kemenag.go.ld.
Untuk diketahui, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin akan meluncurkan Agenda Riset Keagamaan Nasional (ARKAN) 2018-2028 pada even Annual Coneference on Research Proposal (ACRP) di Hotel Aston Bogor, Rabu (18/7) sore. Lukman tampak ditemani Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin dan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Arskal Salim.
Arskal mengatakan, ARKAN merupakan bagian dari komitmen Kementerian Agama RI dalam penguatan di bidang riset keagaamaan, terutama dalam memetakan dan merekonstruksi rangkaian proses penyelenggaraan penelitian sehingga mampu menghasilkan temuan dan publikasi ilmiah yang bereputasi. "ARKAN perlu untuk memetakan dan merekontruksi rangkaian proses penyelenggaraan penelitian, sehingga mampu menghasilkan temuan dan publikasi ilmiah yang bereputasi," ujar Arskal di Bogor, Rabu (18/7).
Ikuti Whatsapp Channel Republika
