Rabu 04 Jul 2018 07:36 WIB

Masjid Raya Moskow Kebanggaan Warga Rusia

Masjid tersebut mengalami pelbagai tantangan sepanjang tegaknya Uni Soviet.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Masjid Raya Moscow
Foto: Youtube
Masjid Raya Moscow

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Jutaan pasang mata saat ini sedang tertuju pada Rusia, tuan rumah Piala Dunia 2018. Sebagaimana tuan rumah yang baik, pemerintah setempat telah menyiapkan berbagai fasilitas pendukung untuk menyukseskan ajang internasional empat tahunan itu.

Di antaranya, berkaitan dengan tempat ibadah, khususnya bagi orang Islam. Salah satu bangunan yang menjadi andalannya adalah Masjid Raya Moskow yang terletak di ibu kota negara tersebut.

Tentunya, Masjid Raya Moskow tidak semata-mata dibangun demi gelaran Piala Dunia. Lebih tepatnya, kompleks tersebut dibina sebagai pengakuan pemerintah setempat atas jasa-jasa kaum Muslim serta meneguhkan keberagaman di Rusia.

Seperti dilansir dari Reuters (23/9), peresmian masjid tersebut dilakukan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan dihadiri, antara lain, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan serta Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Dengan kehadiran masjid itu, sampai kini sudah ada empat unit masjid di seluruh Moskow. Tiga masjid lainnya di sana adalah Masjid Sejarah Moskow yang dibangun pada 1828 di 28 Jalan Bolshaya Tatarskaya Strett; Masjid Yardem yang berdiri sejak 1997 di Otradnoye; dan Masjid Memorial Moskow yang juga berdiri sejak 1997 di Poklonnaya Hill.

Masjid Raya Moskow terletak di jantung pusat kota, berdekatan dengan Stadion Olimpiysky. Bangunan yang juga kerap di sebut sebagai Masjid Tatar ini sebenarnya sudah ada sejak 1904. Inisiatif pendiriannya berasal dari komunitas Tatar yang mayoritasnya beragama Islam. Masjid tersebut mengalami pelbagai tantangan sepanjang tegaknya Uni Soviet yang berhaluan komunis.

Pada 1991 Uni Soviet runtuh. Sejak saat itu, pemerintah Rusia tidak lagi mengampanyekan ideologi komunis, setidaknya secara terbuka. Memasuki abad ke-21, Masjid Tatar diakui sebagai bangunan cagar budaya nasional.

Status ini lepas pada 2008, sehingga tidak lagi menjadi tanggungan negara. Imbasnya, pada 11 September 2011 masjid tersebut dirobohkan, meskipun dengan alasan yang sarat kontroversi.

Ketika Rusia dipimpin presiden Dmitry Medvedev, muncul rencana untuk membangun kembali Masjid Tatar, tetapi kali ini lebih berskala masif. Pada 2009 majelis mufti setempat dilibatkan dalam proyek tersebut.

Dengan pelbagai pertimbangan, rencana ini dimatangkan kembali dengan tidak memakai desain dari arsitek Ilyas Tazhiyev. Sejumlah mufti berpendapat, sisa-sisa bangunan Masjid Tatar dari masa 1900-an tidak cukup kuat, sehingga perlu desain yang sama sekali baru.

Berikutnya, arsitek baru yang bernama Nikolay Zhukov didatangkan untuk merancang bangunan sebuah masjid raya Moskow di atas lahan bekas Masjid Tatar yang telah dirobohkan. Luas lahan tersebut mencapai 15 ribu meter persegi. Proyek besar ini menelan dana tidak kurang dari 170 juta dolar AS.

Ukuran masjid ini diperbesar hingga dapat menampung jumlah jamaah di Rusia, khususnya Moskow, yang semakin banyak. Alhasil, menurut laporan Reuters, masjid ini berkapasitas hingga 10 ribu orang. Bandingkan dengan Masjid Tatar lama yang maksimal dapat menampung 1.500 orang.

Pada September 2015 Masjid Raya Moskow pun dibuka untuk umum. Masjid ini terdiri atas tiga lantai. Kubah utama yang menaunginya berdiameter 27 meter dengan tinggi sekitar 40 meter. Kubah ini diketahui juga berlapiskan emas dengan massa 12 kilogram. Dua buah menara di kanan dan kirinya masing-masing setinggi 75 meter.

Setiap kubah di sana dilapisi dengan campuran tembaga dan seng titanium, sehingga menampakkan kesan yang elegan. Permukaan dinding dan lantainya pun dilapisi pualam dan granit berkualitas tinggi.Dengan nuansa yang modern, unsur budaya Tatar tetap bertahan pada masjid yang menjadi kebanggaan masyarakat Muslim Rusia tersebut.

Pembangunan Masjid Raya Moskow menelan dana tidak kurang dari 170 juta dolar AS. Dewan mufti setempat menuturkan kepada Reuters, donasi untuk membangun masjid ini datang dari banyak pihak, termasuk para pengusaha dan pemerintah di Kazakhstan dan Turki.

Bahkan, Presiden Mahmoud Abbas juga turut menyumbang uang sebesar 26 ribu dolar AS atas nama rakyat Palestina. Adapun mayoritas donasi diketahui berasal dari seorang pebisnis Rusia, Suleyman Kerimov.

Bagi umat Islam Rusia, kehadiran Masjid Raya Moskow tentunya mengobati luka batin setelah perobohan Masjid Tatar di lokasi yang sama. Pendirian masjid ini juga menandakan signifikansi kaum Muslim sebagai salah satu unsur pendukung persatuan bangsa dan negara Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement