Sabtu 30 Jun 2018 15:18 WIB

Istana Maimun Nuansa Islam di Sumatra Utara

Istana Maimun merupakan situs sejarah Islam di Sumatera Utara.

Pengunjung mengenakan pakaian adat melayu berfoto di dalam Istana Maimun, Medan, Sumatera Utara, Kamis (28/4).Republika/Rakhmawaty La'lang
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pengunjung mengenakan pakaian adat melayu berfoto di dalam Istana Maimun, Medan, Sumatera Utara, Kamis (28/4).Republika/Rakhmawaty La'lang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Medan merupakan destinasi wisata yang cukup terkenal di Pulau Sumatra. Begitu banyak peninggalan sejarah Islam di ibu kota Provinsi Sumatra Utara tersebut. Salah satunya adalah Istana Maimun yang berlokasi di Jalan Brigjen Katamso, Sukaraja, Kota Medan.

Seperti dilansir dari situs Dinas Pariwisata Kota Medan, pembangunan istana tersebut dimulai pada tahun 1888.Pendirinya adalah Sultan Makmun alRasyid Perkasa Alamsyah (wafat 1924).Dia memerintah Kesultanan Deli sejak tahun 1873.

Nama Istana Maimun merujuk dari dirinya. Pada 1891, konstruksi bangunan tersebut selesai. Sultan Makmun pun pindah ke sana dari Istana Kota Bahari yang telah dihuninya sejak 1886.

photo
Istana Maimun yang merupakan salah satu ikon Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (28/4).Republika/Rakhmawaty La'lang

Selanjutnya, dia juga menggagas pendirian Masjid al-Mashun pada periode 1906 hingga 1909. Masjid ini berlokasi sekitar 100 meter dari Istana Maimun. Sekarang, rumah ibadah tersebut lebih dikenal sebagai Masjid Raya Medan. Sebagaimana Istana Maimun, bangunan itu juga menjadi ikon pariwisata setempat.

Ciri khas Istana Maimun terletak pada perpaduan unsur-unsur budaya Melayu, India, Persia, Spanyol (Andalu sia), dan Eropa Barat. Bangunan ini dirancang arsitek asal Belanda, T.H van Erp. Dengan jeli, bekas tentara KNIL itu dapat menerjemahkan keinginan sang sultan untuk memadukan keberagaman budaya dunia dalam perspektif Islam.

Dominasi warna kuning pada seluruh Istana Maimun melambangkan kebesaran bangsa Melayu. Sementara, nuansa Persia tampak dari tiga kubah yang menaungi bagian depan istana ini. Bentuknya melengkung bagaikan perahu terbalik.Selain itu, gerbang utama Istana Maimun juga menandakan unsur budaya India.

Adapun pengaruh Andalusia terlihat pada bagian depan dan interior Istana Maimun. Pilar-pilar bangunan ini menyerupai yang terdapat di Masjid Kordoba.Demikian pula dengan corak geometris, langit-langit interior, dan penempatan koridor-koridor di dalam istana tersebut.

photo
Istana Maimun di Medan, Sumut

Persentuhan budaya modern tampak dari perabotan yang ada, semisal kursi, meja, lemari, lampu-lampu gantung, atau pintupintu ruangan. Di beberapa titik terdapat inskripsi yang memuat keterangan dalam bahasa Belanda aksara Latin.

Desain Eropa Barat terlihat antara lain dari ukiran kepala singa di sejumlah perabotan utama. Selain itu, di ruangan utama terdapat singgasana yang seluruhnya berwarna kuning, menyimbolkan kemegahan kesultanan Melayu.

Bangunan Istana Maimun terdiri atas dua lantai. Masing-masing dapat dipilah menjadi tiga bagian, yakni aula utama, ruangan di sayap kiri dan kanan. Setiap lantai memuat sebanyak 20 ruangan. Bila digabung dengan kamar penjara di lantai bawah tanah, dapur, dan kamar mandi, maka total ruangan di Istana Maimun adalah 40 unit.

Secara keseluruhan, kompleks istana ini memiliki luas sekitar 2.700 meter persegi. Di sekeliling bangunan utama, terdapat taman yang dihiasi dengan deretan pohon, hamparan rumput, dan jalan-jalan setapak. Suasananya cukup sejuk dan segar, terlebih bila cuaca sedang cerah pada siang hari.

photo
Ruang dalam Istana Maimun yang merupakan salah satu ikon Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (28/4).Republika/Rakhmawaty La'lang

Di halaman Istana Maimun terdapat sebuah bangunan kecil, beratapkan ijuk, dan bentuknya tradisional. Di sanalah tempat Meriam Puntung tersimpan. Benda tersebut tidak sekadar artefak, melainkan juga merujuk pada legenda setempat yang menceritakan tentang adik Putri Hijau dari kerajaan abad ke-16.

Istana Maimun merupakan situs sejarah Islam yang layak menjadi destinasi pilihan di Sumatra Utara. Kompleks ini buka setiap hari. Harga tiket masuk cukup terjangkau semua kalangan. Di dalam Istana Maimun sekarang, terrdapat para penjaja cinderamata yang menawarkan ragam opsi belanja kepada wisatawan.

Dalam beberapa kesempatan, setiap tahun Istana Maimun menggelar perhelatan budaya. Sampai sekarang, bagian inti dari kompleks ini tetap diwariskan pada keturunan sultan-sultan Deli. Adapun Sultan Deli yang menjabat saat ini adalah Aria Mahmud Lamanjiji. Fotonya saat pelantikan terpajang di beberapa titik dalam Istana Maimun.

photo
Pengunjung mengenakan pakaian adat melayu berfoto di dalam Istana Maimun, Medan, Sumatera Utara, Kamis (28/4).Republika/Rakhmawaty La'lang

Seperti diketahui, dia masih berusia delapan tahun ketika dilantik menjadi penerus ayahnya yang wafat dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang di Aceh pada 2005. Namun, Lamanjiji tidak tinggal di Istana Maimun, melainkan rumah keluarganya di Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam konteks Indonesia kini, peran seorang sultan Deli terbatas pada hal-hal seremonial.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement