REPUBLIKA.CO.ID, KINABALU -- Masjid di Kota Kinabalu, Malaysia melarang semua turis memasuki lingkungan masjid. Larangan ini diberlakukan setelah viralnya sebuah video yang memperlihatkan dua wanita dengan pakaian minim menari di area masjid yang menjadi ikon Kota Kinabalu.
Video tersebut di-posting di Facebook sehingga menimbulkan kemarahan penduduk setempat. Kemudian kepala pengelola masjid diminta merespon kejadian tersebut. Netizen juga meminta pihak berwenang menyelidiki kejadian tersebut dan mencegah kejadian tersebut terulang kembali.
Kepala Pengelola Mesjid, Datuk Jamal Sakaran mengatakan, aksi kedua wanita tersebut sangat disesalkan. Sebab turis telah diberitahu tentang aturan, apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
"Kami membuka pintu kami untuk pengunjung karena kami ingin memperkenalkan dan membiarkan orang-orang tahu keindahan Islam, tetapi tindakan (wanita) tersebut telah mencoreng citra agama kami," kata Jamal, dilansir dari The Star, Rabu (27/6).
Ia menerangkan, pada hari-hari biasa, masjid menerima kunjungan wisatawan sebanyak 500 sampai 1.000 pengunjung. Pihak manajemen masjid menyediakan pemandu wisata khusus, jubah, baju kurung, jilbab dan kopiah untuk wisatawan.
Ia mengungkapkan, tetapi masih ada beberapa wisatawan yang tidak menunjukkan rasa hormat mereka. Tindakan yang dilakukan sekarang adalah menutup masjid dari kunjungan wisata. Bus ekspres, mobil Grab dan taksi tidak diizinkan untuk membawa turis ke dalam kompleks atau memarkir kendaraan mereka di area masjid.
Datuk Jamal menambahkan, hanya taksi yang terdaftar di manajemen masjid yang diizinkan untuk membawa pengunjung. Di samping itu, manajemen masjid juga akan merekrut lebih banyak anggota sukarela untuk menjaga keamanan masjid.
"Kami akan mengadakan diskusi dengan para pelaku pariwisata untuk mencegah insiden semacam itu," ujarnya.