REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Perhelatan pemilukada seretak pada besok (27/6) menyita perhatian semua pihak termasuk Ketua Umum Fatayat NU. Organisasi yang menggawangi perempuan usia produktif ini menaruh harapan besar atas pelaksanaan pilkada serentak.
Ditemui di Jakarta, Anggia menyatakan bahwa perempuan layak disebut sebagai agen damai dalam proses demokrasi. "Ya karena perempuan itu memiliki skill komunikasi yang lebih luwes dan lebih halus sehingga mudah diterima,”katanya dalam siaran persnya, Selasa (26/6).
Sementara itu, Anggia juga berharap pesta demokrasi ini tidak diwarnai dengan kampanye hitam. Menurutnya, saat ini masyarakat sudah cerdas dan bisa membedakan informasi yang akurat atau tidak.
Adanya berita hoax yang tidak bisa dipertanggungjawabkan adalah fitnah yang merugikan. Sedangkan jika dipahami, proses demokrasi ini mengedepankan azas yang beradab.
"Saya sungguh menyesali banyaknya kampanye hitam yang menebar fitnah. Itu kuno banget dan saya rasa masyarakat bisa paham kalau model berita seperti itu sebenarnya dibuat-buat".
Anggia sempat mencontohkan kasus berita hoax yang menimpa Ida Fauziyah, calon wakil gubernur Jawa Tengah. Menurutnya, isu seperti itu sangatlah primitif dan pasti sengaja dilakukan oleh oknum yang tak bertandggungjawab.
Lebih jauh, Anggia menaruh harapan besar kepada seluruh perempuan Indonesia terutama kader-kader Fatayat NU agar berpartisipasi aktif dalam mensukseskan proses pemilukada. Terlebih memilih pemimpin perempuan yang memiliki cara pandang dan program pro perempuan dan anak.
"Karena kita semua tahu kalau anak dan perempuan ini kunci besar dan suksesnya sebuah bangsa" tutupnya.