Selasa 26 Jun 2018 11:02 WIB

Hemat Air Wudhu, UEA Ganti 12 Ribu Keran Masjid

Nabi Muhammad menganjurkan mereka yang berwudhu tidak menghabiskan air berlebihan.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Ruang Wudhu. (Republika Online/Fafa)
Ruang Wudhu. (Republika Online/Fafa)

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Uni Emirat Arab (UEA) mengganti lebih dari 12 ribu keran air tua dengan keran model baru dan sangat efisien di 829 masjid di seluruh wilayah Abu Dhabi dan Al Dhafra. Penggantian keran air itu dilakukan sebagai bagian dari upaya mengurangi konsumsi air.

Perusahaan Distribusi Abu Dhabi (ADDC), Perusahaan Layanan Umum Abu Dhabi (Musanada), dan Otoritas Umum untuk Urusan Islam dan Wakaf, telah menyelesaikan tahap pertama proyek tersebut untuk merasionalisasi konsumsi air sejalan dengan Rencana Abu Dhabi 2030. Pihak berwenang mengatakan, 12.435 keran baru menggantikan keran air wudhu di masjid-masjid di kedua wilayah tersebut. Penggantian dilakukan untuk mengurangi atau menghemat penggunaan air selama berwudhu.

Keran air yang baru dilengkapi dengan katup otomatis, yang mengurangi aliran air sebanyak enam liter per menit. Keran tersebut telah disertifikasi Dewan Kualitas dan Kesesuaian Abu Dhabi. Selain itu, keran air itu juga telah memenuhi persyaratan dari Peraturan Pengembangan Masjid Abu Dhabi, yang diumumkan Komite Pengembangan Masjid di Emirat.

Menurut pihak berwenang, keran baru tersebut mengandung mekanisme saturasi air untuk mengurangi aliran air yang terbuat dari bahan yang aman. Keran tidak menyebabkan perubahan dalam kualitas, warna, atau rasa air untuk konsumsi manusia, bahkan jika terkena suhu hingga 90 derajat Celcius.

Manajer umum Perusahaan Distribusi Abu Dhabi, Saeed Mohammed Al Suwaidi, mengatakan proyek-proyek di Abu Dhabi dan Al Dhafra yang mulai beroperasi pada Mei 2017 itu bertujuan mengurangi 700 ribu meter kubik air yang dikonsumsi di masjid-masjid setiap tahun. Menurutnya, Perusahaan Distribusi Al Ain juga akan mengganti keran di semua masjid di Al Ain, sebagai fase kedua dari proyek tersebut. Proyek itu akan dimulai sebelum akhir tahun ini.

"Kami bekerja untuk meningkatkan kesadaran di kalangan jamaah tentang pentingnya mengurangi pemborosan air selama wudhu," kata Al Suwaidi, dilansir di I, Selasa (26/6).

Ketua Otoritas Umum Urusan Islam dan Wakaf UEA, Mohammad Matar Al Kaabi, mengatakan Nabi Muhammad SAW menganjurkan mereka yang berwudhu tidak menghabiskan air secara berlebih, bahkan jika mereka berada di sungai. "Air adalah anugerah dan berkah dari Tuhan yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang," kata Al Kaabi.

Upaya penghematan air ini mendapat tanggapan yang baik dari warga setempat. Seorang warga Sudan di daerah Mushrif di Abu Dhabi, Mousa Ali, mengatakan keran baru akan membantu menghemat banyak air selama proses wudhu.

"Banyak air yang terbuang percuma dengan keran lama yang mengalirkan air dalam jumlah besar selama wudhu. Beberapa jamaah yang sembrono bahkan meninggalkan keran dalam keadaan terbuka setelah wudhu," kata Ali.

Jamaah lainnya yang merupakan ekspatriat dari Mesir dan kini menjadi warga di Al Manasir, Hassan Yousuf, mengatakan mengganti keran wudhu dengan yang baru akan mengurangi konsumsi air dan limbah. Menurutnya, keran air di berbagai masjid belum efisien karena mengalirkan banyak air selama wudhu.

"Tetapi dengan keran baru yang efisien, itu akan membantu banyak jamaah menghemat air dan menghindari pemborosan karena Islam melarangnya," ujar Yousuf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement