REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Banjir bandang sempat menenggelamkan 11 kecamatan di Manado, Sulawesi Utara pada 2014 silam. Ratusan rumah rusak dan kerugian hingga ratusan juta juta rupiah bahkan miliaran rupiah juga sempat menghentikan laju ekonomi warga Manado.
Banyak lembaga kemanusiaan yang turun membantu korban banjir bandang, termasuk Dompet Dhuafa. Tiga dari sebelas kecamatan tersebut didampingi dan diberikan bantuan berupa pinjaman modal usaha, dengan tujuan untuk mengembalikan pergerakan ekonomi warga yang kebanyakan berprofesi sebagai pedagang kecil-kecilan.
“Dompet Dhuafa menurunkan program ekonomi sosial trust fund, dimana kita memberikan bantuan pinjaman murah dan mudah untuk masyarakat yang rata-rata memang ekonomi ke bawah dan punya usaha kecil, dengan harapan agar usaha mereka bisa menggeliat kembali,” ujar koordinator program Social Trust Fund (STF) Gita Nur Istiqomah saat ditemui di Desa Paal dua, Manado, Jumat (8/6).
Gita menjelaskan, program bantuan ini terus berlanjut hingga saat ini, dan tidak sedikit warga yang mampu mengembangkan usahanya melalui dana pinjaman Dompet Dhuafa. Pinjaman tersebut, kata Gita memang tidak menggunakan sistem bunga, jadi peminjam hanya akan membayar sejumlah uang yang dipinjamnya saja.
“Kita ada batasan pinjaman yaitu Rp 1 juta, dan jika mereka pinjam Rp1 juta maka kembalinya Rp 1 juta juga, karena kami menggunakan sistem akad alkard, jadi tidak ada tambahan dana,” jelas dia.
Meski begitu, Dompet Dhuafa selalu mengingatkan para peminjam yang disebut penerima manfaat, untuk menyisihkan uang mereka dengan cara berinfaq. Infaq tersebut, lanjut dia nantinya akan dikembalikan lagi kepada mereka, baik berbentuk uang atau barang untuk membantu usaha mereka.
“infaknya itu juga untuk mereka juga. jadi ketika infaknya sudah banyak, kita juga memberikan sembako ke mereka dari hasil infak itu,” lanjut Gita.
“Alhamdulillah hingga saat ini sudah tercatat sekitar 204 penerima manfaat,” tambah dia.
Menurut Gita, bantuan ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk menghidupkan kembali usaha mereka meski sempat terhenti karena bencana banjir. Program STF ini, kata dia, juga disasar sebagai program bantuan yang efektif untuk mengembangkan perekonomian tanpa memberatkan masyarakat.
Salah satu penerima manfaat, Anita Idjab mengaku sangat terbantu dengan adanya STF dari Dompet Dhuafa. Jika dulu ibu 63 tahun ini hanya berjualan makanan ringan, maka setelah menggunakan pinjaman STF, usahanya mampu berkembang pesat hingga kini.
“Dengan adanya bantuan dompet dhuafa usaha jadi lebih besar dan lancar. Dulu saya hanya jual makanan ringan sekarang saya bisa jual sembako dan gas,” kata Anita saat ditemui di kediamannya di Desa Paal dua, Medan.