Jumat 08 Jun 2018 16:55 WIB

ACT Serap Beras Petani untuk Masyarakat Perbatasan

Sebanyak 10 ton beras petani Pontianak dibeli untuk disalurkan ke masyarakat.

Petugas membagi beras menjadi paket per 5 kilogram.
Foto: ACT
Petugas membagi beras menjadi paket per 5 kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Masa panen pertama di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, baru saja usai. Lumbung-lumbung beras di beberapa desa mulai sibuk dengan aktivitas penggilingan beras. Tak terkecuali di dua lumbung beras yang ada di Desa Parit Keladi, Kecamatan Sungai Kakap, Pontianak. Lumbung-lumbung beras tersebut tengah mempersiapkan 10 ton beras untuk dikirimkan ke masyarakat yang tinggal di tapal batas Indonesia di Kalimantan Barat.

Penyiapan 10 ton beras ini menjadi bagian dari ikhtiar Aksi Cepat Tanggap dan masyarakat Indonesia dalam memberikan Ramadhan terbaik bagi saudara sebangsa. Kamis (7/6), ribuan kilogram beras tersebut akan dikemas ulang dengan berat 5 kg dan dipaketkan bersama sejumlah bahan pangan lainnya. Di penghujung Ramadan, paket pangan ini akan menyapa mereka, para Masyarakat Penjaga Negeri.

Rahadiansyah, Koordinator Pendistribusian Paket Pangan Ramadan untuk Masyarakat Penjaga Negeri mengungkapkan, 10 ton beras tersebut dibeli langsung dari petani di Desa Parit Keladi, Pontianak. Jumlah tersebut, imbuhnya, dikumpulkan dari sekitar 120 petani yang ada.

photo
Beras petani Pontianak

"Ide ini awalnya dari relawan kami. Daripada membeli beras yang sudah dipaketkan seberat 5 kg di penyalur, mengapa kami tidak beli langsung saja dari petani? Kami ingin membantu petani-petani di sini langsung agar mendapatkan harga beras terbaik. Dengan begini, ratusan petani pun turut diberdayakan," jelas Rahadiansyah.

Beras petani Pontianak ini pun memiliki kualitas terbaik. Hal ini dinyatakan langsung oleh Sugeng, salah satu petani sekaligus pengelola penggilingan beras di Desa Parit Keladi. 

"Ini beras terbaik yang kita punya. Kita tidak pakai bahan pengawet atau pemutih, jadi insya Allah sehat," katanya.

Sugeng dan adiknya, Badrun Solihin, mengaku senang ketika mengetahui beras yang mereka panen, dibeli untuk tujuan kemanusiaan. Ini menjadi pengalaman baru bagi mereka. Biasanya, pemesan beras berasal dari rumah makan, sekolah, serta asrama TNI.

"Pas tahu kalau beras kita sama petani-petani lainnya mau dibeli untuk dikasih ke orang-orang perbatasan, ya kita senang. Alhamdulillah bisa bantu-bantu," kata Sugeng.

Oleh karena itu, ia, adik, serta kawan petaninya langsung mengebut menggiling gabah mereka dalam waktu dua hari. Semua agar beras-beras itu bisa dikemas dan dikirim ke masyarakat Indonesia di tapal batas sebelum Idul Fitri tiba.

photo
Penyaluran bantuan ACT

Selain beras, paket pangan yang akan didistribusikan terdiri dari minyak kelapa, gula, dan biskuit. Di Kalimantan Barat, sebanyak 2.000 paket pangan Ramadhan akan diberikan kepada masyarakat yang paling membutuhkan di tiga kabupaten. Titik kabupaten tersebut di antaranya Sanggau, Bengkayang, dan Sambas.

"Insya Allah, sebelum Lebaran, paket pangan ini akan diterima oleh warga perbatasan yang membutuhkan, khususnya Muslim. Sehingga, mereka bisa memiliki suplai kebutuhan dasar menjelang Idul Fitri. Selain berbagi paket pangan, di sana nanti juga ada buka puasa bersama dengan warga dan TNI penjaga perbatasan. Kami sudah siapkan seekor sapi di setiap titik untuk disembelih," ujar Rahadiansyah.

Selain Provinsi Kalimantan Barat, paket pangan Ramadan juga menjangkau Kalimantan Timur,  Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, dan Papua. Sementara jumlah kabupaten/kota yang disasar sebanyak 9 titik. Mereka di antaranya Sanggau, Sambas, Bengkayang, Mahakam Ulu, Nunukan, Kepulauan Anambas, Natuna, Merauke, dan Jayapura.

"Totalnya ada 10.000 paket pangan yang dibagikan ke 9 titik tersebut. Jumlahnya sama dengan paket yang dibagikan ke pelosok NTT melalui program Kapal Ramadan kemarin," kata Rahadiansyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement