Jumat 01 Jun 2018 11:30 WIB

Hidayah Ekspatriat di Hong Kong

Memiliki istri saleh dambaan semua suami.

Pengajian di Hong Kong
Foto: Dok. Pribadi
Pengajian di Hong Kong

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh: H. Khumaini Rosadi, SQ, M.Pd.I )*

Memiliki istri saleh dambaan semua suami. Tidak berlebihan rasanya jika istri saleh itu dipanggil dengan sebutan “Fatimah” jaman now. Sebagaimana Fatimah – Putri Rasulullah SAW – yang menjadi istri sholihah bagi ‘Ali bin Abi Thalib RA. Dalam hadits disebutkan Dunia itu adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah istri yang sholihah. (H.R. Muslim).

Istri sholihah sesuai dengan informasi nabi adalah yang mampu menjaga nama baik suami dan terlihat menarik juga menyenangkan. Untuk menjadi isteri sholihah seperti ini perlu dukungan dan perhatian dari suami juga.

Di samping niat yang kuat, lingkungan yang taat, dan tentunya selalu berdoa agar tetap selalu diberikan hidayah untuk menjadi istri yang sholihah. Sebab tanpa hidayah, seseorang tidak akan istiqomah. Meskipun sudah tahu salah, karena tidak ada hidayah, tetap saja dilakukan kesalahan itu.

photo
Ustaz Khumaini Rosadi

Hidayah tidak selamanya datang dari Makkah. Bisa jadi hidayah itu didapat dari Eropa. Bertobat dari kesalahan tidak harus menunggu sampai tua dan lemah.  Bersegeralah bertobat setelah melakukan dosa dan jangan mengulanginya lagi. Memakai jibab, menutup aurat atau berhijab tidak harus keriput dulu kulitnya, malah selagi masih muda semakin cantik dengan hijabnya.

Wulan misalnya, salah seorang isteri ekspatriat yang sudah menetap di Hong Kong menemani suaminya yang asal Belanda. Ia justru baru memahami bahwa mengapa dalam ajaran Islam disebutkan tubuh perempuan itu semuanya aurat. 

"Itu ketika saya berada di perancis," kata dia.

Menurut Wulan, ada alasan mengapa perempuan harus menutupi auratnya. Karena ketika perempuan tidak menutupi auratnya, laki-laki hanya melihat perempuan pada apa yang dilihatnya.

Padahal yang saya lihat pada saat itu, perempuan yang menurut saya biasa saja, tidak ada yang istimewa. Tetapi ada satu titik yang saya lihat, menarik. Bisa jadi laki-laki yang melihatnya tergoda dengan titik tersebut. Ungkap Ibu Wulan. Mulai dari situlah saya menyadari bahwa mem ang pantas perempuan harus menutupi auratnya, akhirnya pelan-pelan saya pun mulai berhijab.

Tak terasa, obrolan bersama Wulan di rumah kediaman beliau sudah mendekati waktu berbuka. Obrolan ini seperti sebuah hikmah berbuka puasa. Suasana kian mantap ketika Ustaz Muhaimin, Ketua Isalmic Union di Hong Kong memberikan tausyiahnya.

Dalam tausyiahnya, Ustaz Muhaimin mengajak kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. "Jangan menunda-nunda kebaikan sampai akhirnya tidak dapat melakukan sama sekali," kata dia.

photo
Infografis Nuzulul Quran

Selaku tuan rumah, Wulan menyediakan banyak menu makanan ala Indonesia seperti bakso, nasi uduk, empal daging, dan sambal ikan asin. Undangan berbuka puasa bersama ini dihadiri oleh teman-teman ekspatriat yang berjumlah kurang lebih 20 orang dan juga kami Dai Ambassador Cordofa Hong Kong (Khumaini, Zulfirman, dan Eva Muzlipah).

Buka bersama ini diadakan untuk menambah keakrabaan, silaturrahmi, dan juga mengisi kebaikan di Bulan Ramadhan. Setelah berbuka dengan yang manis-manis, dilamjutkan dengan sholat maghrib berjamaah, diteruskan dengan makan-makan, kemudian diakhiri dengan sholat tarawih berjamaah.

Indahnya Ramadhan. Bulan saling berbagi kebaikan dan keberkahan. Bulan dikabulkan semua doa. Marilah berpuasa dan menjadilah isteri-isteri yang sholihah yang membawa nama baik keluarga. Amin.

)* Corps Dai Ambassador Dompet Dhuafa (CORDOFA), Tim Inti Dai Internasional dan Multimedia (TIDIM) LDNU,

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement