REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Ramadhan telah dimulai, selain berpantangan dari makanan dan minuman di siang hari, komponen penting Ramadhan lainnya adalah mengunjungi masjid untuk beribadah dan membaca Alquran. Di pinggiran barat Sydney, Punchbowl, terdapat sebuah masjid yang menonjol karena desain modernnya yang unik, meskipun belum selesai.
Dilansir dari abc.net.au, Masjid Punchbowl telah digambarkan sebagai 'mahakarya arsitektur' oleh direktur Sydney Architecture Festival, Timothy Horton. Masjid ini terbuat dari beton dan menampilkan 102 mini-kubah dan sebuah kubah pusat. Masjid tersebut telah dibangun selama 23 tahun lamanya. Pria di belakang pembuatan masjid ini adalah arsitek Angelo Candalepas, yang merupakan seorang Yunani-Ortodoks.
Arsitek pemenang penghargaan Candalepas Associates ini tidak asing dengan proyek-proyek keagamaan, setelah bekerja bersama Gereja Ortodoks All Saints di Belmore dalam merancang Sekolah Dasar All Saints Grammar. Tapi dia mengakui ketika dia didekati oleh Australian Islamic Mission (AIM), dia awalnya terkejut dan tidak yakin untuk mengambil proyek tersebut.
"Saya tidak tahu harus berkata apa. Apa yang akan anda katakan ketika seseorang meminta anda untuk mengerjakan salah satu bangunan yang paling penting (untuk komunitas mereka), terutama ketika harapan mereka begitu tinggi?” kata Candalepas.
Dia mengungkapkan, bahwa berdoa kepada Tuhan, dan mencari bimbingan spiritual adalah hal yang dapat membantunya untuk memberikan keputusan akhir yang tegas. Akhirnya dia pun menerima proyek ini.
Proyek ini telah diperjuangkan oleh organisasi non-profit AIM sejak pertengahan 1990-an dan mendapatkan pendanaan dari masyarakat melalui hibah, sumbangan dan pinjaman tanpa bunga. Sejauh ini biaya yang telah dikeluarkan untuk membangun masjid ini telah melebihi 12 juta dolar. Masjid Punchbowl ini diharapkan buka menjelang akhir Ramadhan, yaitu pada pada 14 Juni 2018.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
