REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: H. Khumaini Rosadi, SQ, M.Pd.I*
Faktor pendukung popularitas memang sangat dibutuhkan di era milenial yang serba cepat. Sehingga postingan apapun segera viral ketika diupload, penuh komentar, jutaan like dan share, banyak viewer dan subcriber-nya.
Di samping karakter yang kuat, suara yang bagus, penggunaan media yang baik, dan tidak ketinggalan adalah tampilan yang menarik dari vokalisnya. Ibarat pemain film, pemeran pembantu terkadang lebih terkenal daripada pemeran utamanya. Begitu juga dengan fenomena “ya habibal qolbi” dimana vokalis covernya lebih terkenal dari vokalis aslinya.
Padahal lirik shalawat ini sudah dipopulerkan oleh group shalawat al-Muqtashida pondok pesantren langitan di tahun 90-an. Penasaran dengan isi liriknya? Berikut lirik ya habibal qalbi:
Ya Habibal qalbi ya khairal barayah – Ya liy ji’ta bil haqqi Rasulal hidayah
Ya Rasulallah ya habiballah – Yaumal wiladah kal bidayah lil hidayah kal bidayah
Reff
In tajid ya Thaha binuril hidayah – Ya Rasulallah Ya Rasulallah
Ji’ta bidinillah ji’ta kullal barayah – Ya Habiballah Ya Habiballah
Yayayaya Basyiral khair Ya Rasulallah – Yayayaya dalilannur Ya Habiballah
Harapan yang nyata hidup bahagia – Cinta yang utama di hati selamanya
Denganmu ya Rasul rindu tuk bersama – PadaMu ya Rabbi terkabul semoga
Engkaulah pujaan hati Ya Rasullah – Bersinarlah cahayanya kekasih Allah
Wahai Sang Kekasih insan yang terpilih – Sholawat yang tercurah cinta sungguh indah
Pujaan hati ya Rasulallah – Cahaya cinta kekasih Allah
Ya habibal qolbi artinya wahai kekasih hati. Sebuah luapan ekspresi kerinduan kepada Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan shalawat ini betul-betul menghunjam ke dalam hati kita, bukan hanya dilantunkan dengan suara-suara merdu, sehingga kita harapan kita menjadi nyata, Rasulullah memberikan syafa’at kepada yang merindukannya di hari kiamat kelak. Amin.
Nissa Sabyan yang viral saat ini dengan group gambus Sabyan berhasil membuat cover shalawat ini booming kembali. Aransemen ulang dengan keyboard dan tambahan lirik berbahasa Indonesia semakin membuat shalawat ini enak didengar.
Pada mulanya lirik ini diinovasi vokalis sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Bandung, Kang Ubay dan Fajar Shodiq. Kemudian akhirnya dijadikan referensi para pembuat video cover lainnya seperti, Veve Zulfikar, Wafiq Azizah, Grup Azzahir, Syubbanul Muslimin, Babul Musthofa, Ahbabul Musthofa Syekher Mania, dan lain-lain.
Sejak di-upload video ini dengan balutan aransemen keyboard sederhana dikemas modern, jutaan viewer dan like membanjiri video “ya habibal qolbi” ini, termasuk saya, tidak bosan-bosannya berulangkali menontonnya di Youtube. Sehingga kalangan tua dan muda, dewasa dan anak-anak, bapak-bapak dan ibu-ibu majlis taklim hafal dengan liriknya dan menjadikan tambahan shalawatan wajib pada setiap memulai pengajiannya.
Majelis Taklim BMI di Hong Kong/Dok Pribadi
Di Hong Kong, shalawat ini begitu trending sekali. Setiap majelis taklim suka dengan shalawat ini. Bagi para ustaz atau ustazah saya menyarankan untuk juga menghafal lirik ini, agar bisa mengikuti selera jamaah dan diterima dakwahnya. Sebagaimana saya di Majlis Taklim Ukhwah Islamiyah - Yuen Long (27/5/2018) ketika bertugas mengisi kajian di siang hari, saya mulai dengan shalawat ini, ternyata mereka langsung sambung dengan meriahnya, sambil menghayati setiap bait lirik syairnya.
Kelompok pengajian di Hong Kong ini berjumlah lebih dari dua ratusan majelis taklim. Ungkap ibu Puji – Volunteer DDHK yang aktif membela hak BMI jika dicurangi oleh majikannya. Tersebar di berbagai kota di seluruh Hong Kong. Dengan model dan fan yang berbeda-beda.
Hikmah adanya pengajian majlis taklim ini, para BMI dapat berkumpul, bersilaturrahmi, menambah ilmu, dan mempertebal iman. "Alhamdulillah, yang tadinya sudah tidak punya harapan lagi untuk hidup, akibat putus asa akhirnya sadar, kembali ke jalan yang benar, karena ikut bergabung di majelis taklim." ungkap Bu Purwantiningsih, BMI yang memiliki usaha pembuatan tempe dan penggerak majlis taklim Nurul Hidayah Yuen Long -Hongkong.
Don’t Judge books by it’s Cover.
Majelis Taklim BMI Hong Kong
Jangan memandang sebelah mata. Jangan salah sangka. Jangan melihat buku dari sampulnya saja. Jangan ceramah satu arah saja, sekali-kali selingi dengan bershalawat, agar diterima dengan mudah oleh jamaah. Terutama “ya habibal qolbi”.
BMI yang dipandang negatif oleh sebagian orang, ternyata mereka adalah mutiara yang tersembunyi di dalam selokan.
*Corps Dai Ambassador Dompet Dhuafa (CORDOFA), Tim Inti Dai Internasional dan Multimedia (TIDIM) LDNU.