REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menilai, kedatangan mantan wakil perdana menteri Malaysia Anwar Ibrahim ke kantor PBNU pada Ahad (21/5) malam, sebagai momen untuk memperkuat hubungan Malaysia dan NU. Menurutnya, penguatan organisasi yang dipimpinnya dengan Malaysia terutama menyamakan persepsi Islam yang damai, ramah, anti radikalisme, dan anti terorisme yaitu Islam nusantara.
"Sekarang sudah saatnya kita kerja sama. Mahathir membawa nuansa yang baru, akan terbuka, memajukan budaya-budaya Islam, mewujudkan pemerintahan yang bersih dan tidak KKN di Malaysia. Apalagi besok istri Anwar Ibrahim akan dilantik menjadi wakil Mahathir," ujar Said Aqil.
Dari hasil pertemuan tersebut, Said Aqil akan memberikan kunjungan balasan ke Malaysia guna mendiskusikan penyamaan persepsi Islam yang benar. Dia mengatakan di Malaysia juga ada bibit-bibit radikalisme namun tidak separah seperti yang ada di Indonesia. Selain itu kerja sama nantinya juga akan menyentuh ranah pendidikan dan ekonomi seperti pertukaran pelajar dan tabung haji.
"Alhamdulillah ada kesamaan, Islam nusantara, Islam anti terorisme. Kita tidak mudah mengkafirkan seseorang selama seseorang itu masih sholat menghadap ke Ka'bah. Ini prinsip ahlisunnah wal jamaah. Ini sama pemahaman Islam antara Indonesia dan Malaysia," ujar Said usai pertemuan.
Anwar Ibrahim juga turut menyesalkan terjadinya serentetan bom di Indonesia. Menurutnya masyarakat Islam di Indonesia selama ini dikenal ramah dan santun. Sehingga, pengeboman yang dilakukan oleh kelompok yang mengatasnamakan Islam itu sangat mengejutkan.
Baca juga: Anwar Ibrahim: BJ Habibie Tokoh Reformasi Pemberani