Selasa 15 May 2018 17:00 WIB

Sarapan Pagi Bersama Hafidz Cilik di Makkah

Kedua hafidz cilik itu berada di Tanah Suci untuk menjalankan ibadah umrah.

Wakil Ketua Umum DMI Komjen Pol Syafruddin bersama juara 2 (Muslim Al Atsari), dan juara 3 (Aisyah Al Khonsa) lomba hafidz cilik Indonesia usai melaksanakan umrah bersama di Masjidil Haram, Makkah Al Mukarramah Saudi Arabia, Selasa (15/5). DMI memberikan hadiah umroh Ramadhan 1439 H kepada pemenang Muslim (hafal 25 juz) dan Aisyiah (hafal 17 juz) bersama kedua orang tuanya.
Foto: Irfan Junaedi
Wakil Ketua Umum DMI Komjen Pol Syafruddin bersama juara 2 (Muslim Al Atsari), dan juara 3 (Aisyah Al Khonsa) lomba hafidz cilik Indonesia usai melaksanakan umrah bersama di Masjidil Haram, Makkah Al Mukarramah Saudi Arabia, Selasa (15/5). DMI memberikan hadiah umroh Ramadhan 1439 H kepada pemenang Muslim (hafal 25 juz) dan Aisyiah (hafal 17 juz) bersama kedua orang tuanya.

REPUBLIKA.CO.ID   Oleh: Irfan Junaedi, dari Makkah, Arab Saudi

Bagian awal Surat Al Kahfi dilantunkan dengan lancar dan merdu oleh Muslim Al Atsari. Bocah umur sembilan tahun itu tak sedikitpun ragu untuk melantunkannya meski sedang sarapan pagi di restoran Intercontinental Makkah, tepat di seberang Masjidil Haram.

Selasa (15/5) pagi waktu Makkah, Muslim sarapan bersama Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Komjen Pol Syafrudin. Dia datang bersama kedua orang tuanya, Dermiwa Riko Putra (Abu Muslin) dan Khomsatuleni (Ummu Muslim). Muslim menjadi juara dua Hafidz Cilik di salah satu televisi swasta di Indonesia.

Selain Muslim, pagi itu juga hadir juara tiga lomba yang sama, Aisyah Putri Al Khonsa. Bocah umur delapan tahun tiga bulan itu sudah hafal 17 juz Alquran. Pagi itu, Aisyah juga melantunkan Alquran.

Bagian awal Surat Al Anfal dia lantunkan dengan sangat merdu dan lancar. Aisyah hadir bersama kedua orang tuanya Antony Saputra dan Ummu Sarah.

photo
Wakil Ketua Umum DMI Komjen Pol Syafruddin bersama juara 2 (Muslim Al Atsari), dan DMI memberikan hadiah umroh Ramadhan 1439 H kepada pemenang Muslim (hafal 25 juz) dan Aisyiah (hafal 17 juz) bersama kedua orang tuanya. Foto saat mereka sedang di Makkah, Arab Saudi, hari ini.

Kedua hafidz cilik itu berada di Tanah Suci untuk menjalankan ibadah umrah. DMI memberikan hadiah umrah untuk keduanya.

"Kebetulan saya sempat diminta jadi juri. Dan untuk juara dua dan tiga kami hadiahkan umrah. Untuk juara satunya kami beri hadiah haji," tutur Syafrudin di sela sarapan pagi, Selasa (15/5).

Tokoh Perubahan Republika 2017 itu juga mengungkapkan bahwa saat ini DMI sangat mendorong hadirnya para penghafal Alquran di Tanah Air. Program tersebut dinamainya program 'Sejuta Hafidz'. Saat ini, menurut Syafrudin, programnya sudah dikonsep dan ditargetkan Ramadhan ini bisa mulai dijalankan.

Pihaknya mengaku sangat menginginkan hadirnya para penghafal Alquran di seluruh Indonesia. "Program ini akan menjangkau semua umur," tutur Wakil Kapolri itu. Termasuk yang akan dijangkaunya itu adalah anak-anak seusia Muslim dan Aisyah.

Muslim sudah mulai menghafal Alquran sejak berusia lima tahun. Saat ini, Muslim sudah hafal 25 juz. Menurut Abu Muslim, anaknya itu setiap hari bisa menambah hafalan satu juz dalam waktu sekitar 20 hari. Setiap hari, kata dia, Muslim minimal melantunkan satu juz Alquran dengan disimak oleh ibunya.

Kebetulan memang kedua orang tua Muslim adalah penghafal Alquran. Muslim yang lahir di Mesir itu sekarang tinggal di Arab Saudi. Sehingga Muslim pun lancar berbicara bahasa Arab dan bahasa Indonesia, juga lancar menulis huruf Arab.

Berbeda dengan itu, kedua orang tua Aisyah bukanlah penghapal Alquran. Kedua orang tuanya berlatar belakang pendidikan akuntansi di STAN. Aisyah dalam satu hari juga menambah hafalan satu halaman Alquran. "Tiap hari dia melantunkan sekitar empat juz," tutur Antony.

Sejak bangun sebelum Subuh, Aisyah sudah melancarkan hafalannya. Setelah pulang sekolah, dia kembali tadarus hingga waktu Maghrib. Antony menambahkan, dengan ketekunan Aisyah, dia dan istrinya pun menjadi ikut belajar Alquran.

Tadarus yang dilaksanakan setiap hari dengan tekun itulah yang menjadi kunci kedua hafidz cilik tersebut menjaga hafalannya. Mereka akan terus menambah hafalan hingga sempurna 30 juz Alquran. Orang tua dari kedua hafidz itu menjadi pembimbing yang sangat penting dalam menjaga semangat hafalannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement