REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim membenarkan istri seorang terduga teroris yang ditembak mati Densus 88 adalah pegawai negeri sipil (PNS) di Kantor Wilayah (Kanwil) Provinsi Jawa Timur. Konfirmasi kebenaran ini diketahui setelah inspektorat Kementerian Agama (Kemenag) turun langsung mengecek kabar tersebut.
"Jadi memang betul yang bersangkutan adalah istri dari yang diduga teroris itu dan kami sedang melakukan komunikasi terus dengan aparat penegak hukum," kata Lukman di Istana Negara, Selasa (15/5).
Lukman mengatakan, satuan kerja di Kementerian Agama merupakan yang terbanyak dari kementerian dan lembaga yang ada. Bahkan jumlah aparatur sipil negara (ASN/PNS) yang ada tidak kurang dari 220 ribu orang.
Dengan jumlah yang banyak ini Kementerian Agama di pusat tidak bisa mengetahui secara detail aktivitas setiap pegawai, khususnya ketika mereka beraktivitas di luar kantor. Namun kejadian ini menjadi pelajaran berharag bagi Kemenag untuk memperketat kewaspadaan
Seluruh PNS dan keluarganya harus sesuai dengan sumpah dan janji ketika dilantik sebagai pegawai pemerintah. Lukman pun menegaskan Kemenag akan memberikan sanksi kepada seluruh pegawai ketika mereka melanggar hukum, sumpah, dan regulasi.
Sebelumnya, Ketua RT 13/RW 5, Desa Masangan Weta, Supardi menyebut Budi Satrio yang merupakan terduga teroris memiliki istri seorang pegawai Kemenag. Supardi menceritakan, sebelum ada penggerebekan, Budi sempat mengantarkan istrinya berangkat kerja.
Keluarga tersebut tinggal di Perum Puri Maharani sudah lama. Bahkan, mereka dikenal warga sangat baik, dan banyak berinteraksi dengan masyarakat.