REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menegaskan agama Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan. Apalagi mengajarkan teror antarsesama manusia.
"Bahwa agama kita Islam, tidak mengajarkan seperti itu, tidak mengajarkan sesuatu dengan kekerasan, tidak ada," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Halaqah Nasional Hubbul Wathon dan Deklarasi Gerakan Nasional Muballigh Bela Negara di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur, Senin (14/5).
Menurut dia, Islam justru mengajarkan umatnya untuk bersikap lemah lembut, sopan santun, menghargai sesama dan menghormati orang lain. Islam pada waktu yang sama, kata dia, juga mengajarkan umatnya untuk senantiasa bersikap tawadhu dan rendah hati. "Saya kira itu yang diajarkan oleh Nabi besar kita kepada kita," katanya.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa sudah menjadi kewajiban bersama khususnya para mubalig untuk mengingatkan santri-santrinya, jamaahnya dan umatnya agar tidak menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya. "Inilah saya kira kewajiban kita bersama, para mubalig untuk mengingatkan pada santri-santrinya untuk mengingatkan kepada jamaah-jamaahnya, mengingatkan juga umat-umatnya," katanya.
Terlebih, kata dia, Indonesia adalah bangsa yang besar yang beragam dan berbineka sehingga rentan terhadap isu-isu perpecahan jika perbedaan tidak dikelola dengan baik. "Dan pada kesempatan ini saya juga ingin mengingatkan tentang negara kita, negara kita ini negara besar," kata Presiden di hadapan ratusan mubalig yang hadir.
Presiden menghadiri acara Halaqah Nasional Hubbul Wathon dan Deklarasi Gerakan Nasional Muballigh Bela Negara setelah sebelumnya tertunda karena Presiden seketika terbang ke Surabaya pascatragedi bom di tiga gereja di kota itu, Ahad (13/5).