REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendidikan menjadi salah satu fokus pendistribusian zakat. Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), 2 Mei 2018, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menebar program dan kegiatan untuk membantu stakeholder di dunia pendidikan. Direktur Pendistribusian Baznas Mohd Nasir Tajang menyampaikan, Baznas memberikan donasi Rp 145.030.000 untuk beasiswa, pengadaan sarana prasarana, pelatihan guru, pembangunan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan sebagainya.
Dalam rangka Hardiknas, Baznas menggelar banyak kegiatan, seperti peluncuran dan pembagian 1.000 buku, pengumuman hasil seleksi siswa baru Sekolah Cendekia Baznas (SCB), siswa Sekolah Tahfidz SCB dan penerima Beasiswa Cendekia Baznas 2018.
"Sebagai puncak acara peringatan Hardiknas, Baznas menggelar apel pendidikan dan pelatihan bagi guru," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.
Acara ini dipusatkan di Desa Bringinsari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Acara itu dihadiri Bupati Kendal, dr Mirna Annisa M.Si, Ketua Baznas Kabupaten Kendal, KH Moh Ubaidi dan Kepala Bagian Sosial Divisi Pendistribusian BAZNAS, Budi Setiawan.
Pemilihan desa tersebut karena merupakan binaan program Zakat Community Development (ZCD) Baznas. ZCD merupakan program pengentasan kemiskinan secara integral dan menyeluruh, baik aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, dakwah dan lingkungan hidup.
Dia mengatakan, Baznas berkomitmen besar dalam hal peningkatan mutu pendidikan, terutama di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T). "Dalam kegiatan tersebut, Baznas menyerahkan bantuan senilai Rp 145.030.000 untuk para pejuang pendidikan," katanya.
Dana tersebut diperuntukkan bagi beasiswa, pengadaan sarana prasarana pendidikan dan pelatihan guru. Kemudian juga pembangunan MI Al-Islam Bringinsari yang sekaligus dilakukan peletakan batu pertama.
Desa Bringinsari dipilih karena berdasarkan hasil survei termasuk kategori daerah tertinggal. "Para wali murid di daerah ini, mayoritas petani dan hidup dalam kemiskinan," kata dia.
Nasir menyebutkan, selain di Jawa Tengah, Baznas juga menggelar kegiatan di Sekolah Cendekia Baznas (SCB), Desa Cemplang, Kampung Cirangkong, Kecamatan, Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (2/5).
Di sana, Baznas mengadakan talk show dan bedah buku bertema Membangun Karakter, Mengoptimalkan Potensi karya tenaga pendidik dan siswa SMP Cendekia BAZNAS. Tampil sebagai narasumber, anggota Baznas Nana Mintarti, penulis kondang Syahrudin El Fikri dan perwakilan penulis dari tenaga pendidik SCB, Siti Sahauni dan Naila Rahma Maulida yang mewakili siswa SCB sebagai penulis cerita fabel.
Baznas mencetak dan menyebarkan 1.000 buku yang ditulis dalam dua judul dan dibuat oleh tim tenaga pendidik dan para siswa SCB. Buku yang ditulis oleh tim tenaga pendidik berisi pengalaman membangun karakter dan meneningkatkan potensi siswa. "Sementara buku kumpulan fabel, ditulis para siswa kelas tujuh dengan tema tentang persahabatan," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Baznas juga mengumumkan hasil seleksi siswa baru SCB, Sekolah Tahfidz SCB dan penerima Beasiswa Cendekia Baznas 2018. Beasiswa diperuntukkan bagi mahasiswa mustahik di delapan kampus dan di kampus lain yang berakreditasi minimal B.
Dia memaparkan, pendaftaran calon penerima Beasiswa Cendekia Baznas untuk kampus yang berakreditasi minimal B ditutup Senin, 30 April 2018 lalu. Seleksi diikuti 26.594 pendaftar dengan kuota 400 penerima manfaat.
Untuk seleksi beasiswa di delapan kampus, diikuti 2.065 pendaftar, yakni Universitas Indonesia (UI) 200 mahasiswa, Institut Teknologi Bandung (ITB) 48 mahasiswa, Institut Pertanian Bogor (IPB) 312 mahasiswa. Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta 181 mahasiswa, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya 54 mahasiswa.
Selanjutnya, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya 219 mahasiswa, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar 558 mahasiswa dan Universitas Andalas (Unand) Padang 493 mahasiswa. "Proses seleksi dilakukan dengan bekerja sama dengan 8 kampus tersebut dan diumumkan 2 Mei," kata Nasir.
Untuk para calon siswa SCB, tambah dia, seleksi diikuti 231 peserta dengan kuota 64 orang yang terdiri atas 32 putra dan 32 putri. "Kriteria lulus seleksi meliputi administrasi, akademik, psikotes, wawancara dan data faktual terkait kriteria yatim dan dhuafa atau asnaf fakir dan miskin," ucap Nasir.
Bagi yang lolos seleksi, akan mendapatkan fasilitas pendidikan di SMP Cendekia Baznas. Selain biaya pendidikan ditanggung Baznas selama tiga tahun, para siswa juga mendapatkan akomodasi asrama sehingga pulang hanya diperbolehkan sekali dalam setahun, yakni saat libur Hari Raya Idul Fitri.
Nasir menjelaskan, Sekolah Tahfidz Cendekia Baznas diikuti 103 pendaftar dengan kuota 50 siswa, 45 putra dan 15 putri. "Mereka dites tilawah Alquran, psikotes dan wawancara. Para pendaftar ini berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa tengah, NTB, Sumatera Utara, Jakarta, Banten, Sulawesi Selatan, Papua Barat," ujar dia.
Nasir menyebutkan, kriteria santri Sekolah Tahfidz Baznas adalah, putra dan putri alumni SMA, MA, SMK, pondok pesantren dan sederajat tahun 2016, 2017 dan 2018. "Mereka harus lulus seleksi dan bersedia tinggal di asrama selama dua tahun program. Mereka mendapatkan fasilitas konsumsi, kesehatan, alat mandi, asrama," kata dia.
Nasir menuturkan, total Beasiswa Cendekia Baznas mencapai Rp 7,9 miliar dengan 628 penerima manfaat, bantuan biaya pendidikan Rp 7,1 miliar dengan 11.720 penerima manfaat, bantuan dana pembangunan Rp 2,1 miliar untuk 6.531 penerima manfaat langsung pada 47 lembaga.
"Evaluasi bantuan dilakukan dengan Social Return On Investment (SROI)," tutur dia. Menurut Nasir, Baznas juga mengalokasikan Rp 300 juta untuk program pelatihan kapasitas guru yang diikuti 227 guru untuk 12 kali pelatihan di berbagai daerah di Indonesia.
"Juga ada Rp 1,1 miliar untuk pelatihan guru yang diikuti 1.740 guru, di mana mereka mendapatkan bantuan kafalah 600 ribu rupiah per bulan," kata dia. Seraya menyebutkan total penyaluran program pendidikan Baznas 2017 mencapai Rp 18,7 miliar untuk 21.181 penerima manfaat.