Senin 30 Apr 2018 16:09 WIB

Desain Modern Islamic Cultural Center New York

Keberadaan Islamic Cultural Center New York ini menjadi ikon keberadaan umat Islam.

Seorang jamaah tengah berdoa usai berbuka puasa di Islamic Cultural Center, Manhattan, New York
Foto: Amr Alfiky/Reuters
Seorang jamaah tengah berdoa usai berbuka puasa di Islamic Cultural Center, Manhattan, New York

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Bangunan utama dari Islamic Center New York ini terdiri atas tiga lantai. Pada lantai dasar (bawah) terdapat ruangan yang dipergunakan untuk shalat lima waktu. Pada bagian ini terdapat dekorasi masjid dengan gaya Islam tradisional yang sangat kental. Pada bagian utama ini terdapat mihrab, yang dipergunakan sebagai tempat imam dan arah kiblat. Di depan mihrab, terdapat tulisan kaligrafi Arab yang dihiasi dengan motif Arabes menggunakan hiasan geometri dan corak tumbuhan.

Pada dinding masjid dihiasi juga oleh hiasan geometri khas masjid-masjid di Timur Tengah. Karpet berwarna merah dengan desain tradisional terhampar menutupi seluruh ruang shalat. Ruang untuk shalat wanita berada di bagian belakang yang dibatasi oleh sekat atau pembatas.

Selain tempat shalat, di lantai dasar juga terdapat ruang kelas, perpustakaan, kantor, toko buku, dan toko makanan.

Sementara itu, di lantai dua terdapat ruang utama shalat. Untuk menuju lantai dua ini, jamaah terlebih dahulu harus melewati tangga. Melalui tangga itu, jamaah akan diantarkan menuju ruang berwudlu sebelum memasuki ruangan utama. Berbeda dengan lantai dasar, lantai kedua ini dipergunakan sebagai ruang utama saat pelaksanaan shalat Jumat. Untuk jamaah di lantai asar, dipasang media audio visual untuk memudahkan jamaah menyaksikan khutbah Jumat yang disampaikan khatib dari lantai dua.

Ruang shalat di lantai kedua ini memiliki gaya interior yang berbeda dengan ruang shalat di lantai dasar. Ruangan ini memiliki gaya interior modern. Namun, sentuhan Islami masih terlihat di beberapa bagian ruangan. Di dalam ruangan ini kita bisa melihat interior kubah yang memiliki desain geometris sederhana tanpa hiasan yang rumit kecuali kaligrafi Arab di sekeliling sisi dan pusat kubahnya.

Apabila kebanyakan ruang shalat di masjid berarsitektur tradisional menggantungkan lampu besar dari pusat kubah, di masjid ini terdapat 99 buah lampu kecil yang menggantung secara melingkar dari sisi kubahnya. Setiap lampu bertuliskan kaligrafi huruf Arab dari 99 nama-nama Allah (Asmaul Husna).

Pada siang hari, cahaya masuk ke dalam ruang shalat utama menembus jendela-jendela besar bercorak geometri yang berada di bagian atas dinding masjid. Dengan demikian, para jamaah bagaikan bermandikan cahaya pada saat melakukan shalat di ruangan ini. Sistem pencahayaan ini diadopsi dari gaya arsitektur Turki Usmani yang selalu menambahkan jendela-jendela besar pada bangunan masjidnya sehingga seluruh bagian dalam masjid menjadi terang.

Interior ruang shalat ini terkesan sangat sederhana, jauh dari kesan masjid tradisional yang penuh dengan dekorasi rumit. Mihrab yang terdapat di ruangan ini memiliki desain yang modern, begitu juga dengan mimbar dan karpetnya, berbeda dengan yang terdapat di ruang shalat lantai dasar. Pencahayaan yang baik dan warna dinding yang lembut, membuat jamaah yang berada di ruangan ini menjadi sangat nyaman.

Lantai ketiga dari bangunan masjid adalah balkon yang menyatu dengan ruang shalat utama. Tempat ini biasanya dipakai oleh jamaah wanita.

Selain sebagai tempat shalat, masjid ini juga berfungsi sebagai tempat digelarnya berbagai kegiatan rutin, seperti kelas pembelajaran Islam untuk umat Muslim pada hari Sabtu dan Minggu, kelas khusus untuk pengunjung nonmuslim dan mualaf pada hari Sabtu, sekolah musim panas, dan dialog antaragama. Pada saat shalat Jumat, masjid ini mampu menampung lebih dari 2000 jamaah.

Keberadaan Islamic Cultural Center New York ini menjadi ikon keberadaan umat Islam di kota itu. Letak masjid yang berada di salah satu kawasan paling bergengsi dan  desainnya yang elegan, mencerminkan profil keberagaman Muslim yang tinggal di New York.

Masjid ini juga menjadi pemersatu umat Islam yang berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari para pekerja, mahasiswa, tenaga profesional, pemilik perusahaan besar, entertainer, sampai dengan para diplomat dan orang-orang penting dari berbagai negara di dunia yang menetap atau sedang singgah di Kota New York.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement