Rabu 25 Apr 2018 13:41 WIB

Ulama dan Cendekiawan Dunia akan Lahirkan 'Bogor Message'

Optimis konsep Islam Wasatiyyah ala Indonesia dapat menjadi model di dunia.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) akan menyelenggarakan High Level Consultation of World Muslim Scholars On Wasatiyyah Islam (HLC-WMS) di Bogor dan Jakarta pada 1-4 Mei 2018. Puluhan tokoh ulama dan cendekiawan dunia dari berbagai negara pun akan menghadiri HLC-WMS. Diharapkan, HLC-WMS ini akan melahirkan 'Bogor Message'.

 

" dokumen penting yang bisa menjadi acuan umat manusia dalam mengembangkan peradaban melalui prinsip jalan tengah," kata UKP-DKAAP Prof Din Syamsuddin melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, di Kompleks Kantor Kementerian Luar Negeri RI, Rabu (25/4).

 

Din mengatakan, di dalam HLC-WMS akan membahas mengenai Islam Wasatiyyah. Mulai dari tataran konsepsi, implementasinya dari masa ke masa sejak zaman Nabi Muhammad, dan pengalaman Indonesia mengimplementasikan Islam Wasatiyyah. Juga tantangan dan peluang Islam Wasatiyyah dalam peradaban global.

 

Dia menerangkan, sekitar 50 tokoh ulama dan cendekiawan Muslim Indonesia akan menjadi peserta HLC-WMS. Selain itu akan hadir pula 50 tokoh ulama dan cendekiawan dunia dari berbagai negara. Kehadiran para ulama dan cendekiawan dunia dalam forum HLC-WMS juga dapat menjadi peluang mempromosikan konsep Islam Wasatiyyah yang berkembang di Indonesia.

 

"Optimis konsep Islam Wasatiyyah ala Indonesia dapat menjadi model di dunia untuk menyelesaikan permasalahan global," ujarnya.

 

Tokoh ulama dan cendekiawan yang hadir di antaranya berasal dari Uni Emirat Arab, Kuwait, Lebanon, Suriah, Aljazair, Singapura, Filipina, India, Bangladesh, China, Australia, Perancis dan Kanada. Serta dari Amerika Serikat, Brunei Darussalam, Jepang, Thailand, Malaysia, Arab Saudi, Uzbekistan, Inggris dan Rusia. Kemudian dari Iran, Timor Leste, Sri Lanka, Palestina, Italia, Bosnia-Herzegovina dan Yordania.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement