REPUBLIKA.CO.ID,PURWOREJO--Setiap pagi setelah mengurus keperluan suami dan lima anaknya, wanita paruh baya ini mulai menyusun rencana aktivitas di hari itu. Berkeliling desa, berkunjung ke rumah-rumah warga, mengisi taklim, hingga membina kelompok usaha ibu-ibu purna pekerja migran.Ya, aktivitas ibu berusia 40 tahun ini memang padat. Namun dia mengaku sangat senang.”Saya ingin ibu-ibu di sini produktif tanpa harus meninggalkan keluarga,” ujarnya. Ibu hebat itu bernama Hikmah Fitria yang merupakan fasilitator Desa Berdaya Rumah Zakat di Purwerejo, Kabupaten Kendal.
" Sebanyak 30 persen warga desa kami adalah pekerja migran yang didominasi oleh kaum ibu. Bagi saya kondisi ini memprihatinkan, karena saya melihat banyak anak-anak yang harus tumbuh tanpa kasih sayang ibu dari kecil hingga besar," ungkap Fitria dalam rilis yang diterima Republika, Rabu (25/4).
Karena itu Fitria mencoba mengoptimalkan potensi ibu-ibu purna pekerja migran yang sudah kembali ke desa dengan berbagai program pemberdayaan agar mereka tidak kembali ke luar negeri. "Kami memiliki banyak kelompok usaha diantaranya pembuatan aneka makanan ringan dan jajanan, seperti wingko, brownis, kerupuk, keripik dan kue-kue. Dan juga kerajinan tangan seperti tas rajut, sepatu rajut, batik, mukena, gamis anak dan bros," jelas Hikmah.
Alhamdulillah, untuk produk kerajinan tangan sudah banyak mendapat pesanan dari luar negeri dengan mengoptimalkan jaringan pekerja migran. Sementara produk makanan ringan dan jajanan sudah dijual keluar desa, tapi masih di seputaran Kabupaten Kendal. Selama ini, pemasaran produk ibu-ibu binaan Hikmah kebanyakan masih offline.
“Saya sedang merancang untuk mengadakan pelatihan digital marketing bagi anak-anak muda di Purwerejo. Harapannya, kedepannya ibu-ibu fokus membuat produk dan yang menjualnya anak-anak muda,” tutur Hikmah. “Jadi, anak-anak muda Purwerejo juga berdaya, dan tidak terpikir untuk bekerja di luar negeri,” pungkasnya.