Selasa 24 Apr 2018 15:09 WIB

Pemikir dan Pelaksana Filantropi Islam Kumpul di Yogyakarta

konferensi ini digagas IMZ bersama Pusat Kajian Zakat pada 2013 lalu di Jakarta.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agung Sasongko
Konferensi Internasional Filantropi Islam Asia Tenggara ke-6 yang  berlangsung pada 24-26 April 2018 di Eastparc Hotel Yogyakarta, Selasa (24/4).  Kegiatan mengusung tema Keunggulan Umat Melalui Pengintegrasian Filantropi Islam dan Keuangan Sosial Islam dalam Arus Utama Ekonomi.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Konferensi Internasional Filantropi Islam Asia Tenggara ke-6 yang berlangsung pada 24-26 April 2018 di Eastparc Hotel Yogyakarta, Selasa (24/4). Kegiatan mengusung tema Keunggulan Umat Melalui Pengintegrasian Filantropi Islam dan Keuangan Sosial Islam dalam Arus Utama Ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- The 6th Southeast Asia International Islamic Philanthropy Conference 2018 tengah berlangsung di DI Yogyakarta. Kegiatan yang berlangsung pada 24-26 April 2018 itu sendiri mempertemukan pemikir dan pelaksana dunia filantropi di Asia Tenggara.

 
"Kombinasi pemikir dan pelaksana dunia filantropi ini seperti mimpi di awal-awal menggagas konferensi ini," kata Direktur Institut Manajemen Zakat (IMZ), Kushardanta Susilabudi, saat ditemui Republika di Eastparc Hotel Yogyakarta, Selasa (24/4).
 
Ia menuturkan, konferensi ini digagas IMZ bersama Pusat Kajian Zakat pada 2013 lalu di Jakarta. Lalu, pada berlanjut pada 2013 dan 2014 diselenggarakan di Jakarta, 2015 dan 2016 di Bandung, 2017 di Malaka dan 2018 di DI Yogyakarta.
 
Konferensi membahas pemikiran-pemikiran dari teman-teman dosen yang tentu memiliki catatan penelitian yang luar biasa. Selain itu, turut dihadirkan praktisi-praktisi lain untuk memparktikkan semua yang sudah dipikirkan.
 
"Berharap terus akan berlangsung setiap tahunnya, karena memang pemikiran kita insya Allah tidak akan berhenti dan yang kita harapkan model-model pemberdayaan zakat serta wakaf yang berlanjut," ujar Kushardanta.
 
Kus menekankan, hasil-hasil konferensi akan dibukukan dalam bentuk prosiding yang tentu akan menambah khazanah literatur yang membahas filantropi Islam. Semua prodising akan jadi inspirasi untuk tidak berhenti belajar, meningkatkan kompetensi dan profesionalitas.
 
Selain itu, ia merasa, buku itu akan menjadi sumbangsih bagi perkembangan filantropi Islam di Asia Tenggara. Kus menilai, semakin banyak sumangan pemikiran, akan jadi kemudahan bagi badan atau lembaga pengelola zakat dan wakaf membuat program-program menyejahterakan umat.
 
"Sudah menjadi kewajiban kita bersama sebagai Muslim untuk terus meningkatkan kesejahteraan ummah," kata Kushardanta.
 
Konferensi terselenggara atas kerja sama IMZ, UII dan CIPSF, serta didukung Dompet Dhuafa Republika, Mandiri Amal Insani, Baznas dan Inisiatif Zakat Indonesia. Keunggulan Umat Melalui Pengeintegrasian Filantropi Islam dan Keuangan Sosial Islam dalam Arus Utama Ekonomi jadi tema besar yang diangkat. (Wahyu Suryana)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement