Senin 23 Apr 2018 16:53 WIB

Gerakan Zakat Berbasis Kampus Berikan Sinyal Positif

Pengola zakat di Indonesia sebagiannya diisi anak-anak kampus.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Gelaran Amil Goes to Campus di Auditorium Sukadji Danuwihardjo Magister Manajemen (MM) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (23/4).  Mengangkat tema Gantungkan Cita-Cita Kita Menjadi Amil dan Fundraiser Kekinian, kegiatan diisi pembicara kunci Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Muhammad Fuad Nassar.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Gelaran Amil Goes to Campus di Auditorium Sukadji Danuwihardjo Magister Manajemen (MM) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (23/4). Mengangkat tema Gantungkan Cita-Cita Kita Menjadi Amil dan Fundraiser Kekinian, kegiatan diisi pembicara kunci Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Muhammad Fuad Nassar.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua Umum Forum Zakat, Bambang Suherman menilai, gerakan zakat di dunia kampus Indonesia mengalami perkembangan yang terbilang cukup signifikan. Terutama, sejak lima tahun belakangan.

 

"Sejak lima tahunan lalu, pilihan gerakan zakat masuk ke kampus sudah mulai terasa, terlihat dari jajaran pengelola zakat di Indonesia," kata Bambang kepada Republika.co.id, usai menjadi pembicara di Amil Goes to Campus di MM FEB Universitas Gadjah Mada (UGM).

 

Bambang menuturkan, pengola zakat di Indonesia sebagiannya diisi anak-anak kampus yang tidak hanya punya semangat, tapi berasal dari kampus-kampus berakreditas bagus. Di antaranya, UGM, UI, ITB, Undip, Unair, IPB dan lain-lain.

 

Dia melihat, irisan yang paling besar antara harapan-harapan mereka dengan dunia kerja dan lembaga-lembaga zakat bertemu di idealisme. Keinginan berbagi, saling menguatkan dan berkontribusi yang jadi semangat utama mahasiswa.

 

Selain itu, dia merasa, ada ruang baru yang sangat kuat dimainkan aktivis-aktivis kampus yang kemudian menjadi agen-agen lembaga zakat. Hal itu tidak lain merupakan kreativitas dalam mengembangkan lembaga zakat itu sendiri.

 

"Kalau hari ini dilihat gerakan-gerakan zakat di Indonesia secara keseluruhan bekerja, banyak sekali unsur kreativitas yang diproduksi amil-amil muda berbasis kampus," ujar Bambang.

 

Suasana seperti itu ternyata merupakan satu realitas yang sangat membahagiakan. Bagi Bambang, kebahagiaan itu bukan cuma miliknya, melainkan aktivis-aktivis lembaga zakat yang ada di Indonesia.

 

Bahkan, dia meyakini, suasana itu akan semakin kuat lantaran akses terhadap informasi gerakan zakat dan aktivitasnya yang semakin tersebar. Sehingga, mahasiswa-mahasiswa baru akan mendapatkan perkembangan yang baik dan memverifikasinya sebagai pilihan hidup.

 

"Insya Allah, ke depan gerakan Amil Goes to Campus akan berubah menjadi gerakan zakat berbasis kampus," kata Bambang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement