REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mengoptimalkan peran di bidang pendidikan untuk pengentasan kemiskinan. Direktur Pendistribusian BAZNAS Mohd Nasir Tajang, dalam talkshow bertema "Zakat untuk Pengembangan Pendidikan Indonesia" di ajang Islamic Book Fair (IBF) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Ahad (22/4), mengatakan BAZNAS mengoptimalkan kontribusi untuk mengembangkan pendidikan.
"Pada 2017, kami menyalurkan dana sebesar Rp 18.723.153.000 untuk memberdayakan 21.181 penerima manfaat langsung dan 3.051 penerima manfaat tidak langsung," kata Nasir di acara IBF, dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Ahad (22/4).
Nasir mengatakan, program-program pendidikan BAZNAS terdiri atas sekolah model SMP Cendekia Baznas, sekolah tahfidz, beasiswa dan bantuan biaya pendidikan melalui Lembaga Beasiswa BAZNAS (LBB). SMP Cendekia BAZNAS setiap tahunnya menerima puluhan siswa dhuafa. Selain itu, Baznas juga memberikan pelatihan guru dan bantuan kafalah, bantuan sarana-prasarana sekolah, serta program bantuan pendidikan untuk daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Adapula program literasi dan Ikatan Alumni Beasiswa BAZNAS.
"BAZNAS memiliki dua lembaga program, yaitu Sekolah Cendekia BAZNAS yang berdiri pada 2016 dan Lembaga Beasiswa BAZNAS (LBB) yang terbentuk 2018," lanjutnya.
Ia memaparkan, fokus BAZNAS untuk pendidikan adalah meningkatkan kualitas edukasi melalui sekolah percontohan. Di samping, untuk meningkatkan kapasitas pendidik dan mutu sarana prasarana pendidikan. Selain itu, ia mengatakan Baznas juga berfokus untuk meningkatkan angka partisipasi sekolah melalui beasiswa, serta membantu meningkatkan kapasitas kemampuan mustahik.
Hal sama disampaikan Kepala Lembaga Beasiswa BAZNAS (LBB), Sri Nurhidayah. Ia mengatakan, sebelumnya BAZNAS pernah memiliki program beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 115 orang dan program Kaderisasi Seribu Ulama (KSU) sebanyak 248 orang. Sri menyebutkan, Sekolah Cendekia BAZNAS merupakan sarana pendidikan gratis berasrama bagi yatim dan dhuafa dengan penerima manfaat langsung sebanyak 98 orang dan penerima manfaat tidak langsung sebanyak 1.078 orang.
Di tempat yang sama, penulis kondang Syahruddin El Fikri memuji program pendidikan BAZNAS. Pengarang buku Menggores Tinta untuk Pendidikan Indonesia ini mengatakan, BAZNAS telah banyak berkontribusi di dunia pendidikan, termasuk mendorong para siswa menjadi penulis.
"Menulis menjadi bagian dari perjuangan dalam membantu pendidikan mustahik," kata Syahruddin.
Syahruddin pun menceritakan pengalaman bekerja sama dengan BAZNAS saat berkunjung ke Pulau Tello, Kabupaten Nias, Provinsi Sumatra Utara. Pada Maret 2017, ia bersama relawan BAZNAS mendapat kesempatan terjun langsung ke Pulau Tello. Ia mengatakan, mereka mendatangi Madrasah Aliyah (MA) Bahrul Ulum untuk menjadi narasumber pada acara yang bertajuk 'Pelatihan Menulis Guru: Optimalisasi Media Sosial'. Syahruddin mengatakan, BAZNAS ikut andil mengembangkan pendidikan di daerah tersebut. Menurutnya, MA Bahrul Ulum merupakan satu-satunya madrasah di Kepulauan Batu-Batu, Pulau Tello.
Pendiri IPB Mengajar 2.0 Siti Zulaedah, menyampaikan terima kasihnya kepada BAZNAS. Pada 2017, ia mengikuti kompetisi Literacy Awards BAZNAS-Republika dengan mengangkat topik "IPB Mengajar 2.0". Siti sukses menjadi juara tiga. Ia mengatakan, dana hasil kemenangan mengikuti kompetisi itu ia gunakan untuk pengembangan perpustakaan mini dan bantuan biaya pendidikan anak-anak dhuafa.
"Ini mendorong saya semakin aktif memperjuangkan pendidikan anak-anak dan ibu-ibu dhuafa di desa," ujar Siti.
Berkat bantuan BAZNAS, Siti mengatakan IPB Mengajar 2.0 bisa membantu pelatihan kuliner di laboratorium memasak IPB bersama koki profesional. Mereka juga bisa mengadakan training pengasuhan anak.