Sabtu 21 Apr 2018 18:57 WIB

800 Masjid Ikut Pelatihan Akutansi Online

Ada sekitar 700 ribu masjid di seluruh Indonesia.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Agus Yulianto
Workshop Pelatihan Akuntansi Masjid bersama Institut Akuntansi Masjid dan Republika, di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Sabtu (21/4).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Workshop Pelatihan Akuntansi Masjid bersama Institut Akuntansi Masjid dan Republika, di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Sabtu (21/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Harian Republika bekerja sama dengan Institut Akutansi Masjid (IAM) telah beberapa kali mengadakan pelatihan akutansi masjid sejak 2016. Pada Sabtu (21/4) ini, kali kedelapan kembali digelar pelatihan pembuatan laporan keuangan masjid dengan metode online di Pusdai Jawa Barat.

 

Trainer pelatihan akutansi masjid, Absar Jannatin mengatakan, sudah ada sekitar 800 masjid yang sudah ikut pelatihan ini. Meski masih sedikit dari jumlah masjid yang ada di seluruh Indonesia.

 

"800 masjid yang sudah kita sosialisasikan, yang kerja sama dengan Republika. Karena memang ini yang dibutuhkan. Tapi masih sedikit, ada sekitar 700 ribu masjid di seluruh Indonesia," kata Absar di sela-sela pelatihan.

 

Menurutnya, masjid merupakan pusat pengembangan peradaban umat. Karenanya, dengan laporan keuangan yang akuntabel maka fungsi masjid akan semakin berkembang.

 

Dengan laporan keuangan secara transaparan, kata dia, jamaah akan semakin percaya dan nyaman menitipkan dananya lewat masjid untuk berbagai kegiatan. "Karena mesjid salah satu pilar terpenting. Dengan laporan keuangan otomatis akan memperlihatkan program kegiatan masjid dan itu akan dibaca umat, oh masjid kota ini sukses kegiatannya, keadaannya seperti ini," tuturnya.

 

Dengan metode online, ia mengatakan, pelaporan akan transparan dan bisa diakses oleh jamaah. Sehingga, tidak hanya pengurus masjid saja yang tahu pengalokasian dana umat.

 

Dia menyebutkan selama ini, hal yang dikeluhkan pengurus masjid ialah kesulitan menyusun laporan keuangan. Apalagi banyak di antaranya tidak memiliki latarbelakang ilmu akutansi.

 

"Mereka cari tahu sendiri, tapi begitu tahu juga bingung bagaimana bikinnya. Makanya kami fasilitasibelajar selama lima jam bisa bikin laporan keuangan karena adanya aplikasi," tuturnya.

 

Dia berharap ke depannya semakin banyak masjid yang ikut pelatihan dan memahami cara pelaporan keuangan yang akuntabel dan transparan. Sehingga masyarakat semakin percaya menitipkan dananya kepada masjid. Masjid pun bisa menyalurkan dana umat lewat kegiatan-kegiatan pengembangan umat.

 

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement