Sabtu 21 Apr 2018 16:04 WIB

Puluhan Ustazah Ikut Pelatihan Jurnalistik di Republika

Kemampuan menulis perlu dilatih agar bisa memberikan ceramah dalam bentuk tulisan.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Puluhan ustazah ikut pelatihan jurnalistik di Kantor Harian Republika, Sabtu (21/4).
Foto: Republika/Fuji E Permana
Puluhan ustazah ikut pelatihan jurnalistik di Kantor Harian Republika, Sabtu (21/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Republika bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta menggelar pelatihan jurnalistik untuk para ustazah di Kantor Republika pada Sabtu (21/4). Pelatihan jurnalistik yang diikuti puluhan ustazah juga termasuk bagian dari program Republika Akademik.

 

Ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Remaja MUI DKI Jakarta, Faizah Ali Sibromalisi mengatakan, MUI DKI Jakarta bekerja sama dengan Republika menyelenggarakan pelatihan jurnalistik untuk para ustazah karena ada kebutuhan mendesak. Sekarang ceramah tidak hanya disampaikan secara lisan tapi juga harus dengan tulisan.

 

Ia menjelaskan, mengingat perkembangan media sosial sudah sangat maju, maka kemampuan menulis perlu dilatih agar bisa memberikan ceramah dalam bentuk tulisan. "Mereka (ustazah) bisa menyampaikan dakwah secara sistematis melalui tulisan, ceramah dalam bentuk tulisan bisa diakses dengan mudah," kata Faizah kepada Republika.co.id, Sabtu (21/4).

 

Dia menerangkan, para ustazah punya peran di tengah kehidupan masyarakat. Majelis taklim juga sudah dijadikan sarana pembelajaran yang resmi. Kalau ustazah mempunyai kemampuan menulis yang benar, setidaknya mereka juga bisa membantu melawan tulisan hoaks yang selama ini beredar di media sosial.

 

Ustazah yang menjadi peserta pelatihan jurnalistik berasal dari berbagai wilayah di Jakarta. Mereka perwakilan dari MUI Jakarta Pusat, MUI Jakarta Selatan, MUI Jakarta Utara, MUI Jakarta Timur dan MUI Jakarta Barat. MUI DKI Jakarta berharap program pelatihan jurnalistik bersama Republika berkelanjutan.

 

"Kita ingin output kegiatan ini (pelatihan jurnalistik untuk ustazah) ada tulisan ustazah yang masuk ke Republika," ujarnya.

 

Dikatakan dia, minimal tulisan para ustazah yang ikut pelatihan ini layak untuk masuk kolom hikmah di Koran Republika. Menurutnya, para peserta nampak sangat antusias. Sebab, sebenarnya mereka mau menulis tapi tidak tahu caranya.

 

"Mau kirim tulisan pun tidak tahu caranya. Sekarang para ustazah mendapat panduan, pembelajaran dan praktik menulis. Hal ini akan sangat membantu mereka. Ini merupakan momen yang sangat penting bagi para ustazah,"  katanya.

 

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, para peserta pelatihan jurnalistik mendapatkan pengetahuan tentang jenis-jenis tulisan di media massa, cara memilih isu tulisan yang disukai, cara mengemas isu dan memilih tema tulisan. Peserta juga mendapat pengetahuan tentang cara-cara menulis opini sampai praktik membuat tulisan opini.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement