Rabu 18 Apr 2018 14:29 WIB

Jadi Tokoh Perbukuan Islam 2018, TGB Ucapkan Syukur

Teman setia terbaik Anda di setiap saat adalah sebuah buku.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Agus Yulianto
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) dinobatkan sebagai Tokoh Perbukuan Islam 2018 dalam Islamic Book Fair 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (18/4).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) dinobatkan sebagai Tokoh Perbukuan Islam 2018 dalam Islamic Book Fair 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (18/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) dinobatkan sebagai Tokoh Perbukuan Islam 2018 oleh Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta saat acara pembukaan Islamic Book Fair 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) pada Rabu (18/4).

"Alhamdulillah, kesyukuran bagi saya pribadi, terima kasih, award ini bukan untuk saya tapi untuk anak-anak muda di NTB," ujar TGB saat menerima penghargaan Tokoh Perbukuan Islam di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (18/4).

Istrinya, Erica Zainul Majdi, sempat berbincang kepada dia bahwa para penulis di IBF 2018 merupakan orang-orang dengan pemikiran-pemikiran yang indah melalui goresan tulisan. TGB mengaku, hampir setiap tahun datang ke IBF 2018 sebagai pengunjung untuk melihat dan membeli karya-karya buku terbaru tentang dunia Islam. Namun, baru kali ini diundang saat pembukaan.

"Tahun ini saya mendapat kehormatan yang sebenarnya banyak tokoh lain yang lebih layak, tapi saya menerima itu dengan pemuh kesyukuran, semoga jadi motivasi bagi kita semua untuk menghayati," lanjut TGB.

Dia juga mengurai makna literasi yang terkandung dalam Surat Alquran ayat Al Alaq yang dibacakan Qari saat pembukaan IBF 2018. Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar Cabang Indonesia itu menyebutkan, dalam lima ayat yang ada di Al Alaq, terdapat ensm kata yang terkait dengan literasi, mulai dari kata Iqra dan Allama masing-masing sebanyak dua kata, serta ya lam dan bilqalam masing-masing satu kata.

"Rasanya tidak ada kitab di atas muka. bumi yang paling literatif dibandingkan Alquran. Mari kita tunjukan sebagai cinta kita kepada kitab suci Alquran," kata TGB.

TGB menyakini, di dalam masyarakat, khususnya masyarakat Islam, sesungguhnya benih-benih literasi sudah tumbuh di mana-mana. TGB mengenang, saat masa-masa awal bersinggungan dengan literasi pada saat di pondok pesantren. Kala itu, sang guru menuliskan sebuah kaligrafi yang memiliki arti teman setia terbaik Anda di setiap saat adalah sebuah buku.

"Dari situ mulai proses literasi kami, itu tradisi di ponpes. Benih-benih literasi di ponpes, sekolah-sekolah kita sesungguhnya sabgat berharga. Semoga dapat terus kita suburkan ke ponpes, sekolah, lembaga pendidikan, dan keluarga masing-masing," ungkap TGB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement