Selasa 17 Apr 2018 16:12 WIB

Sosok Misterius Pendiri Masjid Seribu Pintu

Banyak pihak yang menyatakan, Masjid Nurul Yaqin ini dibangun oleh Al-Faqir

Masjid Seribu Pintu
Foto: panduanwisata.id
Masjid Seribu Pintu

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Banyak pihak yang menyatakan, Masjid Nurul Yaqin ini dibangun oleh Al-Faqir Syekh Mahdi Hasan Al-Qudratillah al-Muqaddam. Begitu pula pernyataan Nasir Abdullah, petugas sekaligus humas Masjid seribu pintu ini. Namun demikian, si pemilik nama, tak pernah mengakui dirinya orang yang membangun masjid tersebut.

Menurutnya, masjid ini dibangun oleh umat Muslim. "Saya ini cuma pekerja," ucapnya kepada Republika.co.id, saat mengunjungi masjid ini beberapa pekan lalu.

Sama seperti bangunan masjid yang tanpa konsep dan misteri, si al-Faqir ini pun juga terkenal sebagai sosok yang sangat misterius. Beruntung Republika.co.id bertemu dengannya untuk penulisan rubrik arsitektur ini. Sayangnya, tak banyak yang bisa digali, baik dari Al-Faqir maupun humasnya.

Menurut pendapat sebagian masyarakat, pendiri masjid yang bernama Al-Fakir Syekh Mahdi Hasan Al-Qudratillah Al-Muqaddam ini adalah seorang penyebar Islam kelahiran Arab. Bahkan, ada sebagian yang menyebutnya sebagai wali. Ia jarang sekali muncul. Terkadang, bisa sampai berbulan-bulan. Karena itu pula, tak banyak tulisan tentang al-Faqir ini. Konon, ia suka melanglang buana, hingga ke pelosok nusantara untuk membangun masjid.

Bahkan, saat bertemu dengan Republika.co.id, ia baru saja datang dari Kalimantan. Sosok ini juga tak mau di foto atau diabadikan gambarnya, termasuk untuk dipublikasikan. Ia hanya tak mau namanya maupun kepribadiannya dipublikasikan.

Menurut Nasir Abdullah, selama ini tak ada media yang mewawancarainya. ‘’Baru Republika.co.id yang pertama kali bertemu dan mewawancarai pendiri Masjid ini. Biasanya, Syekh Mahdi selalu menolak. Ia memang sosok yang tidak mau dipublikasikan,’’ jelas Nasir.

Karena itu, ketika wawancara dengan Al-Faqir, terpaksa harus hati-hati untuk tidak menyinggung perasaannya. Jika ada pertanyaan yang mengarah untuk mengangkat dirinya, ia akan marah. "Jangan panggil saya Syekh, panggil saja saya Al-Fakir yang berarti saya ini orang yang lemah," ucap Syekh Mahdi. Ia sendiri sangat sedikit sekali berbicara.

Syakh Mahdi sendiri membantah cerita-cerita yang melekat di tubuhnya selama ini. "Saya bukan orang Arab, saya orang asli sini," tegasnya. Ia mengatakan bahwa kedua orang tuanya merupakan penduduk asli Kampung Bayur. Namun, ia sendiri mengaku lahir di daerah Rawa Bokor, tidak jauh dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Ia sendiri mengaku sebagai pengikut aliran Tarekat Qadiriyah yang merupakan ajaran dari Syekh Abdul Qadir Jaelani. "Dari muda saya belajar tarekat ini," ucapnya. Namun, ia tidak bersedia menjelaskan lebih lanjut tentang kepada siapa saja ia berguru.

Syekh Mahdi sendiri juga tidak bersedia menjelaskan tentang bangunan masjid seribu pintu yang ia dirikan. Entah apa alasannya, ia selalu menolak menjawab tentang bangunan masjid tersebut.  Ia lebih memilih untuk menyerahkan mengenai bangunan tersebut kepada Nasir Abdullah, Humas masjid Seribu Pintu.

Menurut Nasir, Syekh Mahdi juga tak mau membangun masjid ini dari sumbangan luar, baik instansi pemerintah maupun swasta. Dikisahkan, pernah seorang pejabat Tangerang memberikan bantuan dana, namun ditolaknya. ‘’Ia ingin membangun ini berdasarkan keikhlasan,’’ tutur Nasir. Saat ini Syekh Mahdi sedang merencanakan pembangunan pesantren di atas bangunan masjid tersebut. 

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement