REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Utama Rumah Yatim, Ustaz Abdurrohman menambahkan, jumlah kantor layanan dan asrama Rumah Yatim ada 47 di 14 provinsi yang ada di Indonesia. Di kantor layanan Rumah Yatim disediakan ruangan khusus untuk pengembangan potensi anak. Salah program pengembangan potensi anak adalah program bimbingan belajar.
Ia menjelaskan, satu kali bimbingan belajar bisa diikuti 25 sampai 30 anak-anak. Setiap hari ada tiga kali bimbingan belajar. Jadi setiap harinya ada 60 sampai 75 anak-anak yang ikut bimbingan belajar di satu kantor layanan Rumah Yatim. "Program bimbingan belajar ini untuk anak-anak di kelas ujung, contoh anak-anak kelas enam SD, kelas tiga SMP dan kelas tiga SMA," jelasnya.
Menurutnya, program bimbingan belajar yang digelar Rumah Yatim tujuannya untuk membantu anak-anak di kelas ujung. Anak kelas enam SD yang ikut bimbingan belajar diharapkan masuk SMP favorit. Anak kelas tiga SMP diharapkan masuk SMA favorit. Anak SMA diharapkan masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbaik.
Bimbingan belajar membantu anak-anak bisa mencapai cita-cita mereka. Melalui bimbingan belajar Rumah Yatim bisa melihat potensi anak-anak. Dengan demikian akan lebih mudah mengarahkan pendidikan mereka atau membuat maping masa depan mereka. "Dengan maping masa depan mereka melalui pendidikan akan lebih mudah memutus mata rantai kemiskinan," ujarnya