Ahad 15 Apr 2018 01:00 WIB

Presiden Janjikan Honor Penyuluh Agama Naik Dua Kali Lipat

Di tahun politik, peran penyuluh agama sangat penting di tengah-tengah masyarakat.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agus Yulianto
Predisen Jokowi
Foto: dok. Kemenag.go.id
Predisen Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Honor 45 ribu penyuluh agama non PNS di negeri ini, dijanjikan naik dua kali lipat. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, pemerintah akan berupaya mewujudkan kenaikan honor bagi para penyuluh agama tersebut tahun ini.

"Kalau tahun ini belum bisa, maksimal tahun depan (2019)," kata Presiden saat menghadiri Silaturrahim Penyuluh Agama Provinsi Jawa Tengah, yang dilaksanakan di Lapangan Pancasila, Simpanglima, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (14/4).

Menurutnya, dari 81 ribu penyuluh agama yang ada di seluruh Indonesia, sebanyak 45 ribu di antaranya masih non-PNS dan berapa honornya Jokowi juga tahu --dari Menteri Agama (Menag), Lukman HakimSaifuddin-- di bawah rata-rata.

Hanya saja, usaha untuk menaikkan honor penyuluh agama non PNS ini tidak bisa serta merta diwujudkan. Karena tetap harus melalui mekanisme persetujuan anggaran oleh DPR RI.

Kendati begitu, ia akan berupaya mewujudkan kenaikan dua kali lipat dan harusnya DPR bisa menyetujui keinginannya ini. Menurut Presiden, hal ini penting karena selama ini penyuluh agama sudah berperan dalam menjaga kerukunan serta memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Apalagi dalam masa-masa menghadapi tahun politik seperti sekarang ini, peran para penyuluh agama sangat penting di tengah-tengah masyarakat. "Yang saudara-saudara lakukan ini luar biasa, melakukan pengorbanan, menjaga kerukunan dan berkomitmen memperkokoh NKRI, Pancasila serta Bhineka Tunggal Ika," tegas Jokowi.

Sementara itu--selain Menag--hadir dalam kesempatan ini Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno; Ketua MUI KH Maruf Amin juga hadir beserta plt Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko dan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.

Dalam sambutannya, Menag Lukman HakimSaifuddin mengatakan, penyuluh agama merupakan salah satu tulang punggung bagi kementeriannya, selain profesi lain yang ada di lingkungan Kemenag RI, seperti para guru, dosen, penghulu dan lain sebaginya.

Para penyuluh ini hakekatnya adalah penerang dan penyambung lidah pemerintah dalam hal ini Kemenag kepada masyarakatdan sebaliknya. Karena mereka hidup di tengah-tengah masyarakat, maka berbagai aspirasi yang berkembang di masyarakat pun bisa diserap dan ditindaklanjuti oleh Kemenag.

Penyuluh agama hakekatnya juga merupakan pendukung pembanunan nasional dengan bahasa agama. Baginya ini yang khas dari penyuluh agama karena di tengah-tengah bangsa yang besar seperti Indonesia ini agama menduduki posisi yang sangat strategis.

Sehingga, bangsa ini tidak bisa meninggalkan nilai-nilai agama dalam menjalani kehidupan kesehariannya. "Itulah mengapa posisi, kedudukan, peran dan fungsi penyuluh agama ini sangat strategis dalam pembangunan nasional," ucapnya.

Menag juga mengakui, para penyuluh agamayang non PNS jumlahnya lebih besar. Karena itu Kemenag juga terus membangun jaringan komunikasi dengan baik. Beberapa waktu lalu Kemenag juga meluncurkan aplikasi berbasis android untuk saling menghubungkan atar penyuluh agama.

Sehingga berbagai informasi dapat disampaikan dengan cepat kepada para penyuluh agama ini. Sebaliknya, para penyuluh agama ini juga bisa saling berkomunikasi antar mereka maupun dengan Kemenag, khususnya Dirjen Bimbingan Masyarakat.

"Baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha maupun Konghucu. Sehingga kehidupan beragamama di negeri ini dari waktu-ke waktu semakin membaik," tandas Lukman Hakim, di hadapan tak kurang 5.711 penyuluh agama se-Jawa Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement