Selasa 10 Apr 2018 14:03 WIB

Siapkan Ulama Zaman Now, UIN SGD Buat Rumah Alquran

Rumah Alquran juga akan dilengkapi sistem pembelajaran berbasis teknologi informasi.

Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung Prof Dr Mahmud.
Foto: dok UIN BDG
Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung Prof Dr Mahmud.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, saat ini tengah mengembangkan Rumah Alquran. Rektor UIN Bandung Mahmud mengatakan, Rumah Alquran diproyeksikan untuk menyiapkan ulama zaman now.

"Di kampus tiga yang seluas tiga hektare, kami sedang membangun Rumah Alquran dalam rangka menyiapkan kader ulama zaman now," kata Mahmud saat memberikan sambutan pada Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-50 UIN Sunan Gunung Djati di Bandung, Selasa (10/4).

Sidang senat terbuka ini dihadiri Menag Lukman Hakim Saifuddin yang didaulat memberikan orasi ilmiah.  Sidang ini dihadiri juga para guru besar, dosen, dan civitas academica UIN Bandung yang memadati Aula Anwar Musaddad.

Menurut dia, program ini merupakan hasil kerja sama UIN Bandung dengan Pemprov Jawa Barat, serta bupati dan wali kota Bandung. Saat ini, program tersebut sedang dalam proses pembangunan yang dibantu oleh Pemprov Jabar.  

"Bupati Bandung dan Bandung Barat juga sudah sepakat untuk ikut bekerja sama dalam melahirkan sarjana dan ulama zaman now," tuturnya.

"Mereka akan menginventaris calon mahasiswa yang akan kuliah. Untuk malam harinya, kita akan memberikan pembinaan di kampus yang diampu para guru besar dan doktor keagaman yang ahli pada bidangnya," katanya menambahkan.

Sesuai tujuannya untuk menyiapkan ulama zaman now, lanjut Mahmud, Rumah Alquran juga akan dilengkapi sistem pembelajaran berbasis teknologi informasi. Sistem ini akan disiapkan para ahli di Fakultas Saintek.

Program ini disambut baik oleh Menag. Menurut dia, sudah seharusnya UIN Bandung mengembangkan inovasi dalam pendidikan agama karena itu yang menjadi ciri perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI).

Karena itu, transformasi IAIN menjadi UIN tidak boleh mengakibatkan terpinggirkannya bidang keilmuan dan kajian Islam yang justru menjadi distingsi dibanding universitas umum. "Kampus ini bahkan harus menjadi pionir terobosan yang mencerminkan integrasi ilmu keislaman dan ilmu umum," kata Menag.

"Kampus akan dianggap besar, tidak selalu karena memiliki prodi di semua disiplin ilmu, tapi karena memiliki kekhasan yang tidak dimiliki kampus lain," katanya menambahkan.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement