Senin 09 Apr 2018 17:57 WIB

Fadli Padi Ingin Beri Bantuan Langsung ke Warga Palestina

Ia mengatakan merasakan penderitaan yang dialami penduduk Palestina.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Vokalis grup band Padi, Fadli, mengungkapkan soal kepeduliannya terhadap Palestina di acara Ngobrol Kemanusiaan (Ngokem) Bareng Media yang digelar Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Jakarta, Senin (9/4).
Foto: Republika/Kiki Sakinah
Vokalis grup band Padi, Fadli, mengungkapkan soal kepeduliannya terhadap Palestina di acara Ngobrol Kemanusiaan (Ngokem) Bareng Media yang digelar Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Jakarta, Senin (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vokalis utama grup band Padi, Fadli, mengungkapkan kepeduliannya terhadap Palestina. Ia mengungkapkan secara pribadi sekaligus sebagai seorang Muslim dan juga musisi, merasa harus bersuara untuk membangunkan diri, keluarga, dan orang-orang membantu penduduk Palestina. Ia mengatakan, semua orang pada dasarnya melihat Palestina telah terlalu lama didzalimi.

Berbicara tentang kepedulian, ia memandang orang-orang Palestina seperti halnya diri sendiri. Fadli mengutip sebuah hadist yang berbunyi "Perumpamaan orang Islam yang saling mengasihi dan mencintai satu sama lain adalah ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh tubuh akan ikut merasa sakit." Karena itu, ia mengatakan merasakan penderitaan yang dialami penduduk Palestina.

Ia bercerita tentang nikmatnya kehidupan tatkala ia bangun pagi, kemudian ia menyeruput teh dan memakan roti. Fadli mengungkapkan rasa syukurnya karena ia hidup di negara yang subur dan makmur. Konflik yang ada umumnya hanya melalui perang mulut. Namun, hal itu menurutnya tidak dirasakan warga Palestina.

"Saya takut itu jadi melemahkan kita. Di sisi lain, kita melihat saudara-saudara kita yang ada di Palestina, Rohingya, dan Somalia misalnya, mereka tidak seperti kita. Kita lebih beruntung. Saya malu sendiri kalau tidak melakukan sesuatu," ujar Fadli, usai menghadiri acara Ngobrol Kemanusiaan (Ngokem) yang digelar Aksi Cepat Tanggap (ACT) bertajuk 'Bersama Menjaga Bumi Al Aqsa' di Jakarta, Senin (9/4).

Selebriti peduli Palestina ini mengatakan, sejauh ini ia telah melakukan banyak penggalangan dana dan kampanye melalui media dalam kepeduliannya terhadap Palestina. Bagi Fadli, menggugah empati orang-orang tidak begitu sulit. Menurutnya, mereka yang memiliki banyak follower (pengikut) di sosial media bisa menyampaikan hal itu.

Selanjutnya, Fadli mengatakan ia berencana membuat single agar kampanye membantu Palestina lebih kuat. Namun, hal itu menurutnya tidak dilakukan dalam waktu dekat, karena ia mengajak banyak musisi dalam menciptakan lagu tersebut. Rencananya, tahun ini ia akan mulai mengerjakan proyek lagu tersebut dan tahun depan kemungkinan diluncurkan.

Namun demikian, dari segala aktivitas dukungannya terhadap Palestina, Fadli rupanya memiliki mimpi dan rencana mengunjungi dan menyalurkan bantuan secara langsung kepada warga Palestina. "Dari tiga tahun lalu sudah ada rencana. Insya Allah bisa secepatnya. Impian saya mengantarkan bantuan dari Indonesia ke saudara-saudara Palestina. Ingin jadi pengantar aja, kurir, tapi belum ada kesempatan. Mudah-mudahan saya bisa dapat jodoh bisa berangkat ke sana," ujarnya.

Bagi Fadli, membantu penduduk Palestina bisa menjadi kesempatan dan ladang amal. Sebagai manusia, Fadli mengatakan ia ingin bermanfaat buat sesama.

Dengan informasi yang sudah terbuka tentang penderitaan warga Palestina, Fadli mengajak masyarakat untuk ikut serta peduli dan memberikan sumbangsih terhadap mereka. Kita butuh sedikit bertenaga untuk membantu saudara-saudara kita, apapun itu, karena bagaimana pun kualitas bantuan kita akan bermanfaat bagi semua orang. Sebagai manusia dan Muslim, tugas kita adalah anti penjajahan dan menjunjung tinggi keadilan," lanjutnya.

Selain itu, Fadli menambahkan ia juga kagum dan salut dengan sahabat-sahabat di ACT. Baru-baru ini, ACT menyalurkan sebanyak 2.000 ton beras ke wilayah Gaza, yang diangkut melalui Kapal Kemanusiaan Palestina (KKP).

Fadli mengatakan, ia belajar syariah dan muamalah dari lembaga kemanusiaan seperti ACT. Pelajaran yang diambil, menurutnya, mata uang yang sebenarnya adalah makanan pokok. Karena saat Indonesia mengirim bantuan berupa beras ke sana, ia mengatakan itulah uang yang sebenarnya.

"Saya bahagia bisa menjadi bagian dari itu. Apalagi, ACT di manapun selalu bergerak cepat. Mudah-mudahan saya bisa terus sehat dan mendukung semua relawan di ACT maupun lembaga bantuan lainnya," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement