REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemuda mempunyai pengaruh sangat besar terhadap ke majuan suatu bangsa. Pemuda menjadi elemen penting bagi keberlangsungan hidup sebuah bangsa. Itu sebabnya presiden pertama Indonesia Sukarno dalam beberapa pidatonya menyinggung tentang pemuda.
Kalimat yang terkenal hingga kini tentang pemuda yakni, "Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akar nya. Beri aku sepuluh pemuda, nis caya akan kuguncangkan du nia." Kalimat heroik itu menandakan bahwa pemuda sangat pen ting untuk sebuah bangsa.
Ustaz Oemar Mita dalam kaji an tematik "Siapkan Dirimu, Pemuda" di Masjid Cut Meutia, Jakarta, belum lama ini, mengajak pemuda ikut berperan aktif me majukan bangsa dan agamanya. Sebab, Allah SWT dalam beberapa firmannya menceritakan ten tang peran pemuda.
Dalam QS al-Kahfi ayat 13, "Kami kisahkan kepadamu (Mu ham mad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka pe tunjuk." Ayat tersebut menanda kan bahwa Allah akan mengagumi pemuda yang mampu hidup di jalan Allah.
Selain Alquran, banyak hadis yang menjelaskan tentang peran pemuda. Di antaranya dari Imam Ahmad yang mengatakan bahwa Allah akan mengagumi pemuda yang istiqamah menjalankan pe rintah Allah. "Karena pemuda me miliki syahwat dan nafsunya yang besar. Jika mampu mengha dapinya maka Allah akan ka gum. Makanya Allah abadikan Ashabul Kahfi," ujar Ustaz Oe mar.
Nabi Muhammad SAW me nye butkan bahwa akan ada tujuh golongan yang akan mendapat kan garansi naungan dari Allah, salah satunya pemuda. Na mun, kata Ustaz Oemar, mereka yang konsisten selama hidupnya beribadah kepada Allah. Ustaz Oemar menilai peradaban Islam diba ngun dan mengalami kemajuan karena peran pemuda. Con toh pemuda Islam yang memiliki peran besar terhadap kemajuan Islam adalah Abdullah bin Umar, Ibn Abbas, dan Saad bin Mu'ad.
"Tonggak-tonggak kejayaan Islam itu pemuda. Kekuatan pe muda tidak bisa diremehkan. Per adaban bisa dibangun karena pemuda," kata Ustaz Oemar. Karena itu, dia menilai, orang kafir akan mengetahui jika pemu da Islam mampu dibuatnya rusak maka kebangkitan Islam akan bisa dicegah. Orang kafir akan se lalu berusaha menjauhkan pemu da dari keimanannya. Ustaz Oe mar pun mengingatkan agar pe mu da tetap kuat dalam men jaga keimanannya.
Ustaz Oemar mengajak pemu da memahami kondisi zamannya. Jika tidak demikian maka pe muda dipastikan akan kesulitan menetapkan yang harus dilaku kan saat menjalani kehidupan sehari-hari. Mereka pun tidak mudah menentukan skala prioritas dalam hidupnya.
Nabi SAW bahkan berupaya memahami kondisi zamannya sa at itu. Itu dibuktikan ketika mem baca jawaban-jawabannya saat mendapatkan pertanyaan da ri para sahabat tentang apa amal an terbaik yang harus dikerjakan. Nabi selalu menjawab berbeda-berbeda setiap perta nyaan yang datang pada dirinya. "Setiap zaman punya karakteristiknya masing-masing," Ustaz Oemar menegaskan.
Ia mencontohkan kondisi pa da zaman Imam Syafi'i. Saat itu, Imam Syafi'i tidak banyak membicarakan tentang konspirasi orang-orang kafir. Namun, pe muda zaman Imam Syafi'i lebih banyak memikirkan cara mela wan ilmu kalam atau filsafat. Se dangkan, pemuda saat ini ha rus mampu menjawab tantangan yang oleh para ulama disebut se bagai zaman fitnah.
Menurut Ustaz Oemar, zaman fitnah yaitu ketika seseorang sulit membedakan antara yang hak dan batil. Zaman fitnah ini pun marak pertengkaran dan perseli sihan antar kaum Muslimin. Ke tika hal tersebut terjadi, akan ter jadi sa ling menyesatkan antar kelompok dan ini merupakan ciri lain zaman fitnah. Selain itu, banyak kesyirik an, kekufuran, serta banyaknya cobaan dalam beriman. "Maka kita harus menjaga hu bungan dengan Allah setiap wak tu. Dengan begitu maka Allah akan menjaga dari kerusak an dan penyimpangan," tutur dia.