Sabtu 07 Apr 2018 16:40 WIB

Menteri ESDM Resmikan Instalasi Biogas di Ponpes

Instalasi biogas komunal tersebut mengolah kotoran manusia untuk dijadikan biogas .

Menteri ESDM Ignasius Jonan memberikan keterangan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (5/3)
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Menteri ESDM Ignasius Jonan memberikan keterangan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (5/3)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meresmikan instalasi biogas skala komunal di Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini di Desa Areng-areng, Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (7/4).

Instalasi biogas komunal tersebut mengolah kotoran manusia untuk dijadikan biogas dengan desain kapasitas digester biogas sebesar 24 meter kubik yang mampu menghasilkan gas sebanyak 81 meter kubik per bulan atau setara dengan 12 tabung LPG 3 kg/bulan. Selain untuk memasak, biogas juga dapat digunakan untuk penerangan.

Pembangunan instalasi biogas komunal meliputi 50 unit WC, digester biogas dengan kapasitas 2 x 12 meter kubik tipe fixed dome beton, instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan kapasitas 180 meter kubik, 2 unit lampu biogas, dan 4 unit kompor biogas.

Biaya pembangunan instalasi biogas komunal bersumber dari APBN 2017 dan mulai beroperasi sejak Oktober 2017.

"APBN itu diutamakan untuk pembangunan yang berdampak langsung pada masyarakat. Harus bermanfaat langsung bagi masyarakat," kata Menteri Jonan, yang sampai dilokasi pada pukul 15.53 WIB.

Manfaat dari program biogas komunal ini, antara lain, menghemat biaya pengeluaran memasak, mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan impor LPG, serta mengurangi emisi gas rumah kaca.

Untuk tahap awal, pemanfaatan biogas komunal dapat mengurangi pemakaian LPG 3 kg/bulan sebanyak 3 tabung hingga 12 tabung pada kondisi optimal. Dengan demikian, dapat mengemat pengeluaran bulanan mulai dari Rp75 ribu hingga Rp300 ribu.

Selain penambahan pembangunan WC, juga dibangun instalasi pengolahan air limbah yang dapat meningkatkan kualitas pengelolaan air limbah di lingkungan pesantren.

"Adanya penambahanan 50 WC mampu mengurangi waktu antre para santri sehingga santri bisa lebih tepat waktu datang ke ruang belajar. Untuk memasak, juga jadi lebih hemat karena penggunaan LPG dapat kami kurangi. Selain itu, waktu antre memasak pun juga jadi lebih cepat karena ada penambahan jumlah kompor," ungkap Ketua Yayasan Ponpes Terpadu Al-Yasini Zainudin.

Menteri Jonan juga menyampaikan bahwa pembangunan biogas komunal merupakan salah satu upaya Pemerintah meningkatkan akses energi kepada masyarakat dan mendorong pemanfaatan energi dari sumber daya yang berbasiskan potensi energi terbarukan setempat.

Pengembangan instalasi biogas komunal merupakan bagian dari pemanfaatan energi terbarukan sebagai upaya mewujudkan sasaran bauran energi nasional. Pengelolaan biogas dari limbah dapat menciptakan pola sinergitas pengelolaan limbah, yaitu pemanfaatan energi yang terjangkau dan energi yang ramah lingkungan, dimulai dari skala kecil.

Pada kesempatan ini Menteri Jonan juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Pasuruan dan Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini yang telah bekerja sama mendukung implementasi program energi terbarukan yang berbasis bioenergi (biogas komunal) di pondok pesantren tersebut.

Sebagai informasi, Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini berdiri tahun 1940. Pada mulanya kegiatan pesantren berbentuk pengajian kalongan bertempat di musala diikuti santri yang mukim maupun masyarakat santri di sekitar pesantren. Saat ini, jumlah santri yang menginap di ponpes ini sekitar 3.000 orang terdiri atas 1.200 santri putra dan 1.800 santri putri

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement