REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hafiz adalah istilah atau gelar yang diberikan kepada mereka yang mampu menghapal Alquran, kitab suci agama Islam. Pada zaman dulu, gelar hafiz diberikan kepada ulama yang menguasai dan menghafal 100 ribu hadis berikut periwayatnya.
Dalam masyarakat Islam di negara manapun, seorang hafiz menduduki posisi terhormat. Sehingga, di depan nama seorang penghafal Alquran diberi gelar hafiz. Di dunia ini terdapat jutaan hafiz. Untuk menjadi seorang hafiz, biasanya ada ujian hafalan Alquran yang dinilai oleh para guru atau ulama.
Para hafiz diuji hafalannya dalam satu tes tertentu, misalnya, mereka diminta untuk melanjutkan bacaan dari suatu ayat yang diambil secara acak dari Alquran. Seorang hafiz harus tahu semua teks dalam Alquran. Tes lainnya, seorang calon hafiz akan diminta untuk membacakan ayat-ayat yang mengandung kata atau frase tertentu.
Di berbagai negara Islam, seperti Mesir, Libya, Arab saudi danl ainnya, kebanyakan hafiz belajar di sekolah-sekolah Islam atau madrasah, yang mengajarkan tajwid (aturan membac Alquran) dan vokalisasi serta menghafal Alquran yang terdiri dari 114 surat, 6.236 ayat ada juga yang menybutkan 6.666 ayat.
Salah satu negara yang memberi perhatian khusus kepada para hafiz adalah Libya. Di negara itu, jumlah penghafal Alquran mencapai 500 ribu orang. Negara yang terletak di Afrika Utara itu memiliki proyeksi dan target menjadi negara sejuta penghafal Alquran.
Mimpi memiliki sejuta penghafal Alquran ditangani secara serius oleh Direktorat Bacaan Alquran dan Masalah Keislaman Libya. Masyarakat Libya sangat peduli dengan menghafal Alquran, bahkan menjadikannya sebagai sebuah tradisi. Sejak kecil, anak-anak di negara itu telah menghafal Alquran. Hal serupa juga berlaku di Mesir.
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk menghafal Alquran. Dalam sebuh hadis Rasulullah SAW bersabda, ''Orang yang tidak mempunyai hafalan Alquran sedikitpun seperti rumah kumuh yang mau runtuh". (HR at-Tirmizi). Tak cuma itu, Nabi Muhammad SAW pun menghormati orang-orang yang mempunyai keahlian dalam membaca Alquran dan menghafalnya, memberitahukan kedudukan mereka serta mengedepankan mereka dibandingkan orang lain.
Rasulullah SAW pernah mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah SAW mengecek kemampuan membaca dan hafalan Alquran mereka: setiap laki-laki dari mereka ditanyakan sejauh mana hafalannya.
Kemudian seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah SAW, ''Berapa banyak Alquran yang telah engkau hafal, hai fulan?" ia menjawab: ''aku telah menghafal surah ini dan surah ini, serta surah Al-Baqarah. Rasulullah SAW kembali bertanya, "Apakah engkau hafal surah Al-Baqarah?" Ia menjawab: Betul. Rasulullah SAW bersabda, "Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu!"