REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Walau telah melihat desa akan menjadi pusat pertumbuhan baru, Rumah Zakat merasa ada aspek yang kurang disentuh, terutama pemberdayaa manusia. Karenanya, sejak 2017 Rumah Zakat telah membina 1.056 Desa Berdaya di 172 kabupaten/kota di 21 provinsi.
"Kami targetkan Rumah Zakat dapat membina 1.234 Desa Berdaya di 34 provinsi pada 2018, jadi di semua provinsi ada Desa Berdaya binaan Rumah Zakat," kata CEO Rumah Zakat, Nur Effendi, melalui rilis yang diterima Republika, Rabu (4/4).
Desa Berdaya merupakan program pemberdayaan Rumah Zakat dalam cakupan wilayah desa melalui pendekatan terintegrasi. Yaitu, program pembinaan masyarakat, ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan hingga kesiapsiagaan bencana.
Targetnya, tidak lain tumbuh dan berkembangnya kelembagaan lokal yang berdaya untuk atasi permasalahannya sendiri. Namun, mengharap pembangunan desa yang bisa melesat untuk menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi negara memang perlu waktu.
Untuk akselerasi menuju 5.323 Desa Berdaya pada 2023, Rumah Zakat menggandeng tiga kementerian yakni Kemenko PMK, Kemendes PDTT dan Kemen PPN. Ia berharap, kolaborasi ini dapat mewujudkan pembangunan desa sesegera mungkin.
"Dengan kolaborasi ini, dapat semakin cepat mewujudkan pembangunan desa," ujar Nur.