Kamis 05 Apr 2018 11:55 WIB

Melestarikan Mushaf Kuno Sebagai Warisan Budaya

Ratusan mushaf kuno yang tersimpan di museum, masyarakat dan rumah adat setempat.

Rep: Novita Intan/ Red: Ani Nursalikah
Salah satu contoh Mushaf Alquran kuno dari daun lontar
Foto: Agung Supriyanto/ Republika
Salah satu contoh Mushaf Alquran kuno dari daun lontar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ), Balitbang-Diklat Kementerian Agama dan UIN Mataram bekerja sama dalam konservasi mushaf kuno. Langkah ini untuk membangun kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki Nusa Tenggara Barat berupa warisan budaya mushaf kuno.

Rektor UIN Mataram Mutawali mengatakan di kawasan Lombok terdapat ratusan mushaf kuno yang tersimpan di museum, masyarakat dan rumah-rumah adat setempat. Jumlahnya akan bertambah banyak jika digabungkan dengan mushaf kuno yang ada di pulau Sumbawa.

"Hanya saja, kekayaan khazanah tersebut belum banyak dijamah para akademisi di Nusa Tenggara Barat khususnya Lombok," ujarnya dalam pernyataan yang diterima Republika.co.id, Jakarta, Kamis (5/4).

Dekan Fakultas Ushuludin dan Sastra Arab UIN Mataram M Zaki menambahkan selama ini mushaf kuno masih dilihat sebagai benda pusaka semata, jarang dilihat, disentuh dan diteliti. Padahal sebuah mushaf kuno merekam perkembangan intelektual, budaya bahkan ekonomi pada zamannya.

"Selain itu, ada kebingungan bagaimana cara menggali informasi berharga tersebut," ucapnya.

Sinergi ini diawali dengan mengadakan workshop Mushaf Kuno Nusantara, dengan tema "Mushaf Kuno di Lombok dan Metode Penelitiannya".

Terkait hal itu, dua peneliti mushaf kuno LPMQ Abdul Hakim dan Mustopa berbagi dengan peserta workshop yang kebanyakan akademisi UIN tentang beberapa metode membedah mushaf kuno baik dari aspek budaya maupun dari aspek ulumul Quran.

Menurut Hakim, ada beberapa ilmu bantu yang bisa digunakan untuk mengkaji sebuah mushaf kuno ketika kali pertama disalin pada zamannya. Ilmu-ilmu tersebut juga bisa digunakan untuk merekontruksi kandungan mushaf kuno.

"Patut diapresiasi komitmen UIN Mataram yang berusaha menjadi bagian garda terdepan penyelamatan khazanah mushaf kuno Nusa Tenggara Barat dari segi nilai budayanya," katanya.

Workshop ini merupakan salah satu poin realisasi dari MoU antara LPMQ dan UIN Mataram. MoU tersebut ditandatangani Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran dan Dekan Fakultas Ushuludin dan Studi Agama

Workshop dibuka Rektor UIN Mataram Mutawali yang sekaligus menjadi keynote speaker. Sejumlah narasumber yang hadir, Kepala LPMQ Mukhlis M Hanafi, Dekan Fakultas Ushuludin dan Sastra Arab UIN Mataram M Zaki serta dua peneliti mushaf kuno LPMQ Abdul Hakim dan Mustopa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement